kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi Global 2024 Lebih Moderat Jadi 3,2%


Kamis, 20 Juni 2024 / 15:22 WIB
BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi Global 2024 Lebih Moderat Jadi 3,2%
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (tengah) didampingi jajaran Deputi Gubernur BI memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (20/6/2024).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) meramal pertumbuhan ekonomi global akan lebih moderat dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, BI menaikkan proyeksi ekonomi global jadi 3,2% dari sebelumnya 3,1% pada tahun ini. Lebih moderatnya proyeksi pertumbuhan ekonomi global ini, sejalan dengan membaiknya pertumbuhan India dan China.

“Pertumbuhan ekonomi global pada 2024 diperkirakan mencapai 3,2%, lebih tinggi dari perkiraan awal,” tutur Perry dalam konferensi pers, Kamis (20/6).

Disamping itu, Perry juga menilai, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) juga mulai membaik tahun ini, didorong perbaikan permintaan domestik, dan peningkatan ekspor, meski penurunan inflasi AS yang masih berjalan lambat.

Perkembangan ekonomi AS tersebut, lanjutnya, membuat arah kebijakan Fed Funds Rate (FFR) alias suku bunga bank sentral AS, diperkirakan baru akan turun pada akhir tahun 2024.

Baca Juga: Bank Indonesia Yakin Pertumbuhan Ekonomi Masih Berada di Kisaran 4,7% - 5,5%%

Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir lima tahun. Perry menyebut, keputusan penurunan suku bunga ini terhitung cukup cepat dari perkiraan.

Meski begitu, Perry menyebut ketidakpastian kondisi pasar keuangan global diperkirakan masih tetap tinggi.

“Berbagai perkembangan tersebut, dengan tingginya yield US treasury menyebabkan menguatnya nilai tukar dollar AS, sehingga meningkatkan  tekanan nilai tukar terhadap mata uang dunia, sehingga menahan aliran modal asing masuk ke negara berkembang,” ungkapnya.

Ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi ini, lanjut Perry memerlukan kebijakan yang makroprudensial kuat untuk memitigasi dampak negatif dari hambatan pasar keuangan global tersebut terhadap perekonomian di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Meski begitu, Perry menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah ketidakpastian global tersebut, didukung bauran kebijakan BI dan pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×