Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dugaan praktik pengoplosan yang terjadi pada sejumlah merek beras premium mencuat dalam beberapa waktu terakhir. Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap, sedikitnya 212 merek beras premium yang saat ini beredar di pasaran melakukan pengoplosan.
Menindaklanjuti temuan tersebut, Kementan saat ini tengah memanggil empat produsen besar untuk dimintai klarifikasi terkait label dan mutu beras yang mereka pasarkan.
Keempatnya adalah Wilmar Group yang memproduksi dan memasarkan merek Sania, Sovia, Fortune, dan Siip. PT Belitang Panen Raya, dengan merek Raja Platinum dan Raja Ultima. PT Sentosa Utama Lestari, bagian dari Japfa Group, yang memproduksi merek Ayana.
Satu lagi adalah PT Food Station Tjipinang Jaya, produsen sejumlah merek seperti Alfamidi Setra Pulen, Beras Premium Setra Ramos, Beras Pulen Wangi, Food Station, Ramos Premium, Setra Pulen, dan Setra Ramos.
Berdasarkan pantauan Kontan, di sejumlah gerai ritel modern menunjukkan adanya perubahan mencolok. Di beberapa minimarket seperti Indomaret, Alfamart, dan Alfamidi di kawasan Sudirman, merek Sania milik Wilmar tidak lagi ditemukan di rak etalase. Hal serupa juga terpantau di Indomaret wilayah Palmerah.
Baca Juga: Inilah Merek-Merek yang Terseret Kasus Dugaan Beras Oplosan
Beberapa karyawan toko mengakui adanya arahan internal untuk menarik produk Sania dari pajangan.
“Ada instruksi untuk menurunkan beras Sania dari etalase sejak 12 Juli karena isu beras oplosan itu,” ujar salah satu karyawan pada Rabu (16/7).
Sementara itu merek dari PT Food Station Tjipinang Jaya dan PT Belitang Panen Raya masih terlihat terpampang di etalase.
Kondisi ini menimbulkan keresahan di kalangan konsumen. Anisa, pelanggan setia minimarket, mengaku kesulitan mendapatkan beras dalam beberapa hari terakhir.
“Saya keliling ke sekitar empat minimarket, semuanya kosong. Cari yang ukuran 2,5 kg susah, bahkan ada toko yang hanya sisa satu atau dua karung ukuran 5 kg,” tuturnya.
Ia juga mengungkapkan kekecewaannya setelah mengetahui kabar terkait praktik pengoplosan beras.
“Kecewa, karena selama ini belanja di minimarket itu harapannya dapat beras yang berkualitas dan murni. Sekarang jadi trust issue buat beli beras di minimarket atau supermarket,” kata Anisa.
Ke depan, ia mempertimbangkan untuk beralih membeli beras di pasar tradisional atau warung sembako sekitar tempat tinggalnya.
Baca Juga: Zulkifli Hasan Buka Suara Terkait Beras Oplosan
“Kementan dan pemerintah terkait tolong tegas menindak perusahaan-perusahaan nakal ini. Harus ada sanksi yang bikin jera karena ini sudah merugikan masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Anisa berharap pemerintah dapat segera memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap produk beras kemasan di minimarket dan supermarket.
“Semoga ke depan ada upaya yang lebih serius untuk memastikan beras yang dijual benar-benar murni dan sesuai standar,” pungkasnya.
Selanjutnya: ARA 3 Hari, Harga Saham Receh Ini Naik 106% 5 Hari, Simak Penjelasan Manajemen
Menarik Dibaca: Penyebab Asam Urat & Siapa yang Paling Berisiko? Ini Fakta yang Harus Diketahui
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News