kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI Proyeksikan Nilai Tukar Rupiah Rp 15.300 - Rp 15.700 pada 2025


Selasa, 27 Agustus 2024 / 18:22 WIB
BI Proyeksikan Nilai Tukar Rupiah Rp 15.300 - Rp 15.700 pada 2025
ILUSTRASI. Bank Indonesia prediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 15.300 hingga Rp 15.700 per dolar AS di tahun 2025


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun 2025 berada pada level Rp 15.300 hingga Rp 15.700 per dolar AS. 

Perry menjelaskan ada sejumlah faktor utama yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah pada tahun 2025. Diantaranya,  Federal Fund Rate (FFR) diprediksi akan turun dari 5,5% menjadi 5% pada 2024. Pemangkasan suku bunga tersebut diproyeksikan  berlanjut pada 2025 sebesar 75 basis poin menjadi 4,25% di akhir tahun 2025. 

"Dengan penurunan tersebut mark inflow asing ke emerging market seperti Indonesia akan meningkat, hal itu juga menekan imbal hasil obligasi AS atau US Treasury tenor 10 tahun," ungkapnya dalam rapat kerja dengan pemerintah, Selasa (27/8). 

Baca Juga: Ketegangan Timur Tengah Meningkat, Rupiah Diprediksi Melemah pada Rabu (28/8)

Selanjutnya fundamental ekonomi Indonesia khususnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pergerakan inflasi yang rendah akan memberikan persepsi positif bagi para pemilik dana atau investor untuk masuk ke pasar Indonesia.

Selain itu imbal hasil SBN juga masih menarik. Perry mengatakan imbal hasil obligasi AS 10 tahun akan turun dari level 3,9% ke kisaran 3,6% pada tahun depan yang akan membuat obligasi Indonesia atraktif di mata para investor. 

"Faktor berikutnya adalah  komitmen kami dari Bank Indonesia untuk terus stabilitas nilai tukar dan membawa nilai tukar itu lebih menguat," jelas Perry. 

Sementara itu, menurut Perry masih ada sejumlah sentimen yang tetap harus diwaspadai, salah satunya tensi geopolitik di berbagai negara seperti AS-China dan Timur Tengah yang sulit untuk diprediksi. 

"Defisit transaksi berjalan kita juga akan melebar tahun depan, dari 0,1%-0,9% dari PDB tahun 2024 menjadi 0,5%-1,3%," ucapnya. 

Baca Juga: Budijanto Jahja Mundur dari Posisi Direktur Kepatuhan Bank Amar (AMAR)

Selanjutnya: Didorong Diversifikasi Bisnis, Cek Rekomendasi Saham Gojek Tokopedia (GOTO)

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok (28/8) Hujan Lebat, Provinsi Ini Siaga Bencana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×