Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Bank Indonesia (BI) memproyeksi, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada tahun ini sebesar 2,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
“Kami melihat CAD di tahun ini 2,9% dari PDB. Masih di bawah 3% dari PDB. Kalau dilihat di Indonesia, CAD di bawah 3% adalah batas aman,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam acara Central Banking Forum di Bali, Rabu (10/10).
Ia mengatakan, meski demikian dalam menghadapi hal ini BI tidak sendiri. Sebab, pemerintah juga berkomitmen untuk mengurangi CAD dengan beberapa program.
Misalnya, mandatori B20 untuk mengurangi impor minyak mentah, menaikkan PPh impor barang mewah, aturan mengenai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), penundaan proyek-proyek infrastruktur yang banyak impornya, dan devisa dari sektor industri pariwisata yang digenjot.
Selain menjaga CAD agar tak melebar, Perry mengatakan, langkah BI dalam menghadapi ketidapastian global adalah menaikkan suku bunga acuan. Jika diakumulasi, BI telah menaikkan suku bunga sebanyak 150 basis poin (bps) hingga September lalu menjadi 5,75%.
Meski demikian, kata Perry, BI sebenarnya tidak perlu menaikkan suku bunga apabila tidak ada tekanan global. Sebab, inflasi di Indonesia terkendali.
“Kami lihat, kami sebenarnya tidak perlu naikkan suku bunga acuan. Tapi karena ada tekanan global. Jadi, ini bukan dari sisi inflasi kita,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News