kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.885   0,00   0,00%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

BI prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2020 minus 4,8%


Senin, 20 Juli 2020 / 14:42 WIB
BI prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2020 minus 4,8%
ILUSTRASI. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan adanya badai Covid-19, pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 diprediksi akan jatuh. Bahkan, Bank Indonesia (BI) memprediksi kalau pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 di kisaran minus 4% hingga minus 4,8%.

"Kita mengalami masa yang sulit. Tak hanya BI, Pemerintah juga memprediksi di kuartal kedua akan tumbuh negatif 4%," kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti, Senin (20/7) via video conference.

Baca Juga: Erick Thohir pimpin satgas pemulihan ekonomi nasional dan penanganan corona

Destry juga melihat, kalau pemulihan perekonomian akan menjadi tantangan yang berat di tahun ini. Bahkan, bank sentral memperkirakan pola pemulihan perekonomian bisa U-Shaped akibat pemulihan yang relatif lebih lambat dari perkiraan semula.

Pemulihan yang cenderung lambat ini disebabkan oleh Indonesia yang masih belum bisa melihat puncak penularan Covid-19 di dalam negeri. Bahkan, semakin hari semakin bertambah kasus positif.

Destry menerangkan, kalau jumlah kasus positif per hari di Indonesia saat ini meningkat pesat dan bahkan mencapai rata-rata 1.000 kasus per hari. Menurutnya, ini juga seiring dengan semakin banyaknya jumlah rapid test yang dilakukan oleh pemerintah.

Baca Juga: Laba bersih melesat 124%, kinerja RNI di semester I-2020 ciamik

Namun, Destry menegaskan kalau hanya melihat perkembangan ekonomi dari sisi bertambahnya jumlah kasus merupakan hal yang tak adil. Menurutnya, kita juga perlu menilik perkembangan fatality rate.

"Fatality rate kita semakin menurun dan melandai. Nah, ini merupakan harapan kalau kondisi kesehatan dan perekonomian bisa lebih baik ke depan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×