Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diprediksi semakin mengempis. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan laju ekonomi di semester dua tahun ini tidak akan sekencang perkiraan semula.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, menurut proyeksi terbaru BI, pertumbuhan ekonomi di semester dua tahun ini hanya 5%-5,2%. Otoritas moneter ini memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV mencapai 5,3% dan 5,4%.
BI juga telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini dari semula 4,9% diturunkan menjadi hanya hanya 4,7%, sama dengan kuartal I-2015.
"Jadi sepanjang tahun ekonomi akan ada di kisaran bawah," ujar Agus akhir pekan lalu. Berada pada batas bawah berarti ekonomi tahun ini hanya tumbuh di level 5% dari rentang 5%-5,4%.
Menurut Agus, dorongan ekonomi pada semester kedua bergantung pada realisasi pencairan anggaran di pusat ataupun daerah yang bisa menciptakan terjadinya pembangunan infrastruktur.
Realisasi belanja pemerintah inilah yang bakal menciptakan investasi dan laju konsumsi domestik yang lebih tinggi.
Bank sentral sendiri belum bisa melonggarkan kebijakan moneternya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, lantaran situasi global belum kondusif.
BI telah melakukan sejumlah upaya untuk mendorong ekonomi. Di antaranya, melonggarkan kebijakan makro prudensialnya, yaitu dengan melonggarkan porsi pembiayaan bank atau loan to value (LTV).
Namun, BI mengakui efektivitas kebijakan ini untuk mendorong ekonomi baru bisa dirasakan pada kuartal IV-2015.
Pasalnya ada jeda sekitar 3 bulan untuk aturan tersebut bekerja sejak rangkaian kebijakan makro prudensial tersebut efektif berjalan sejak 8 Juni 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News