Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,5% dalam rapat dewan gubernur (RDG) Rabu (15/8). Selain untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dalam batas yang aman, langkah ini juga dilakukan untuk merespons krisis di Turki.
Selain menaikkan suku bunga, BI juga masih mempertahankan stance yang cenderung ketat alias hawkish.
“Stance kami masih tetap hawkish. Ke depannya tentu saja BI terus cermati prospek ekonomi domestik dan global untuk jaga stabilitas,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Rabu (15/8).
Menyoal bagaimana nanti gerakan suku bunga ke depan, Perry belum memastikannya. “Tetap saja akan data dependent. September akan kami pantau lagi dan kami akan kalibrasi lagi,” ucapnya.
“Meski begitu kami pastikan likuiditas terjaga tetap cukup untuk perbankan lakukan intrmediasi dan mendukung stabilitas moneter dan keuangan,” lanjutnya.
Ia menambahkan, yang menjadi fokus BI ke depannya selain stabilitas rupiah adalah menurunkan defisit transaksi berjalan (CAD). Pada kuartal II-2018, CAD tercatat sebesar US$ 8 miliar atau sebesar 3% ke produk domestik bruto (PDB). Angka ini lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 5,7 miliar atau 2,2% ke PDB.
“Fokus kami adalah stabilitas rupiah, ditambah lagi upaya turunkan CAD,” kata Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News