Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo sedikit bernafas lega, sebab inflasi pada bulan November 2014 paska-kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hanya 1,5%, alias di bawah prediksi BI yang bisa mencapai 1,6%.
BI pun memperhitungkan inflasi hingga akhir tahun ini di rentang 7,7% hingga 8,1%. BI berharap inflasi mendekati perkiraan 7,7%. Namun demikian, Agus masih was-was inflasi Desember 2014 bisa menembus 2%.
Agus menjelaskan, indeks harga konsumen pada November 2014 yang sebesar 1,5% disebabkan utamanya oleh komoditas cabai rawit. Meski demikian, ada andil kenaikan harga transportasi udara kelas ekonomi. Dia pun berharap, tarif angkutan dalam kota tidak akan mengerek inflasi pada bulan berikutnya.
“Kita upayakan supaya Pemerintah Daerah tidak menaikkan tarif angkutan dalam kota secara terlalu tinggi,” kata Agus, Selasa (2/12).
Alasannya, Agus melanjutkan, biasanya inflasi akan lebih cepat naik didorong perubahan harga pada komoditas bahan makanan dan transportasi. Di sisi lain, tarif angkutan antar kota sudah ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.
Agus mengklaim tarif angkutan antar kota sudah terkendali. “Tapi kalau yang di dalam kota itu, biasanya ada di tangan Gubernur atau Bupati atau Walikota,” imbuh dia.
Secara umum, dia menambahkan, BI berharap inflasi akibat kenaikan harga BBM hanya bersifat sementara (temporer). Dia mengatakan, BI telah sangat mencermati ekspektasi inflasi yang muncul sebelum pengumuman kenaikan harga BBM. (Estu Suryowati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News