kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BI longgarkan kebijakan moneter, Menko Darmin yakin CAD tetap bisa membaik


Jumat, 23 Agustus 2019 / 12:10 WIB
BI longgarkan kebijakan moneter, Menko Darmin yakin CAD tetap bisa membaik
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Darmin Nasution


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan ke level 5,5% pada Agustus ini. Ini merupakan penurunan suku bunga yang kedua kali setelah Juli lalu dengan besaran yang sama. 

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, kebijakan moneter saat ini memang telah memasuki masa pelonggaran (easing). 

“Sehingga kita berharap investasi dan modal kerja perusahaan bisa secara bertahap menjadi lebih murah,” tutur Darmin dalam pidato pembukaan acara Capital Market Summit & Expo 2019, Jumat (23/8). 

Dengan penurunan suku bunga acuan BI, Darmin tak khawatir upaya perbaikan defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan terhambat. 
Sebaliknya, ia meyakini pelonggaran moneter melalui suku bunga kebijakan akan mendorong lebih banyak investasi dan ekspansi pelaku usaha. 

Baca Juga: BI kembali pangkas suku bunga 25 basis poin menjadi 5,5%

“Kalau investasi bertambah, ekspor akan bertambah. Kalau ekspor bertambah, lebih cepat dari impor, defisitnya akan mengecil. Jadi jalannya sama saja,” pungkas Darmin. 

Sebelumnya, upaya perbaikan CAD menjadi salah satu pertimbangan utama BI mengubah suku bunga cuan. Pasalnya, defisit sepanjang tahun lalu kian melebar hingga 2,98% terhadap produk domestik bruto (PDB). 

Sampai dengan kuartal II-2019, kondisi CAD justru memburuk. BI mencatat defisit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu menjadi US$ 8,4 miliar atau 3% dari PDB. 

Pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, harga komoditas yang turun, serta musim repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri menjadi penyebabnya. 

Baca Juga: BI memangkas suku bunga acuan, kupon minimal ST005 diprediksi turun

Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam pernyataannya pada konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (22/8) kemarin meyakini CAD masih bisa terkendali. 

“Ketahanan eksternal akan tetap terjaga dengan masih surplusnya neraca transaksi modal dan finansial, serta CAD yang terkendali pada kisaran 2,5%-3% dari PDB,” ujarnya. 

Sebelumnya, pasca rilis data CAD kuartal II-2019, Perry sempat mengatakan CAD sepanjang tahun ini akan berada di sekitar level 2,8% terhadap PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×