kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI: Kurs rupiah tahun ini bisa menguat 1%


Minggu, 16 April 2017 / 22:23 WIB
BI: Kurs rupiah tahun ini bisa menguat 1%


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat Indonesia masih menarik di mata para investor pasar keuangan. Hal tersebut membuat bank sentral juga optimistis, nilai tukar rupiah sepanjang tahun ini masih akan mengalami apresiasi.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, daya tahan Indonesia saat ini lebih kuat. Hal tersebut disebabkan oleh inflasi tahun lalu yang terjaga di angka 3,02% year on year (YoY) surplus neraca perdagangan yang mendorong surplus neraca pembayaran tahun lalu US$ 12 miliar, hingga pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang membaik menjadi 5,02%.

Lebih lanjut menurut Agus, daya tahan ekonomi yang lebih kuat juga terjadi seiring dengan kewajiban penggunaan rupiah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesuai Peraturan BI Nomor 17/3/PBI/2015 yang berlaku sejak Juli 2015 lalu.

Hal itu membuat, besaran transaksi valas di Indonesia menjadi lebih rendah, yaitu US$ 1,3 miliar per bulan dari sebelumnya US$ 8 miliar per bulan.

Daya tahan Indonesia yang lebih kuat tersebut membuat nilai tukar rupiah di akhir tahun lalu bisa terapresiasi 2,34% year to date.

Padahal, di saat yang bersamaan pasar keuangan global mengalami guncangan akibat terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dan banyak mata uang negara-negara di dunia yang mengalami depresiasi.

Capaian itu jauh lebih baik dibanding tahun 2013 silam, dimana saat itu AS berencana untuk mulai mengurangi stimulus moneternya. Saat itu, kurs rupiah mengalami depresiasi 21% year to date. "Di tahun 2017, rupiah bisa menguat di kisaran 1% (year to date)," kata Agus, Kamis (12/4) lalu.

Lebih lanjut menurutnya, saat AS benar-benar mengurangi stimulus moneternya dengan mengerek suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed) Maret lalu, nilai tukar rupiah justru bergerak positif. Setelah pengumuman kenaikan The Fed 16 Maret dini hari, rupiah di hari itu menguat ke level Rp 13.336 per dollar AS dari hari sebelumnya yang masih berada di level Rp 13.375 per dollar AS.

Penguatan tersebut lanjut dia, lantaran adanya arus modal asing yang masuk pasar keuangan domestik (capital inflow). Hingga pekan kedua April 2017 lanjut dia, capital inflow tercatat sebesar Rp 81 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di 2016 yang hanya Rp 60 triliun.

Masih masuknya capital inflow tersebut juga membuat posisi cadangan devisa (cadev) akhir Maret 2017 sebesar US$ 121,8 miliar. Angka itu mendekati rekor cadev Indonesia US$ 124,6 miliar pada Agustus 2011 silam.

"Dana dari luar itu dia mau beli aset kita dalam bentuk apa saja. Tetapi kami tetap harus waspada," tambah Agus.

Keyakinan BI bertolak belakang dengan pemerintah. Sebab, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam outlook asumsi APBN tahun 2017, memperkirakan rata-rata kurs rupiah tahun ini sebesar Rp 13.500 per dollar AS, lebih lemah dari asumsi dalam APBN 2017 yang sebesar Rp 13.300 per dollar AS.

Pelemahan nilai tukar tersebut juga sejalan dengan perkiraan inflasi tahun ini menjadi sebesar 4,5%, lebih tinggi dari asumsi dalam APBN 2017 yang sebesar 4%.

Sementara itu, Ekonom Maybank Indonesia Juniman memperkirakan nilai tukar rupiah di tahun ini berada di kisaran Rp 13.400 per dollar AS. Menurutnya, dollar AS memang berpotensi menguat, tetapi pemerintah AS tidak akan membiarkan penguatan dollar terlalu tajam.

Di sisi lain, ia juga memperkirakan adanya kenaikan inflasi di tahun ini. Namun menurutnya, kenaikan inflasi yang lebih disebabkan oleh kenaikan harga yang diatur pemerintah hanya bersifat temporer, bukan mencerminkan fundamental ekonomi di dalam negeri.

Jika nantinya lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) benar-benar menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi (investment grade) di tahun ini, maka nilai tukar rupiah justru bisa berbalik menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×