Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengungkapkan, kenaikan tingkat suku bunga acuan perbankan atau BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,25% di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dilakukan dalam rangka merespons pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Selain itu, kata Agus, kenaikan BI rate utamanya adalah untuk merespons besaran inflasi yang terjadi saat ini dan ekspektasi inflasi.
"Kami merespons untuk meyakini terjadinya stabilisasi nilai tukar rupiah dan juga untuk lebih mengarah pada current account yang lebih sehat," kata Agus di Gedung BI, Jakarta, Jumat (13/9).
Agus menjelaskan, kondisi fundamental ekonomi Indonesia selama 10 tahun terakhir memiliki pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 5,5%.
Selain itu, penyimpangan atau deviasi pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan yang paling kecil di dunia. Indonesia juga termasuk negara dengan kondisi dana murah untuk berinvestasi sejak 2009 sampai dengan 2012.
Jika di tahun 2013 Indonesia memiliki satu penyesuaian atas pertumbuhan ekonomi, tujuan utamanya adalah pertumbuhan ekonomi yang sustainable dan berkesinambungan.
"Oleh karena itu, kita mesti bersiap diri atas kondisi yang berubah ini. Kita juga harus merespons kondisi transaksi berjalan yang kelihatan defisit dalam waktu yang sudah cukup lama,” imbuh Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News