kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Indonesia lambat dalam reformasi sisi suplai


Kamis, 30 Oktober 2014 / 13:33 WIB
BI: Indonesia lambat dalam reformasi sisi suplai
ILUSTRASI. Manfaat jahe merah untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Indonesia menghadapi tantangan yang sulit, terutama untuk menurunkan defisit transaksi berjalan. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut diperlukan sikap kebijakan yang jelas.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, defisit transaksi berjalan yang telah berlangsung selama 10 triwulan adalah cerminan Indonesia yang lambat dalam reformasi dari sisi suplai. Indonesia perlu memperbaiki ketahanan pangan dan energi.

Anggaran subsidi energi yang mencapai angka Rp 350 triliun harus segera disiasi. "Harus diperbaiki betul agar Indonesia bisa keluar dari masalah struktural," ujar Agus di Jakarta, Kamis (30/10).

Apabila pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) tahun ini, diakuinya, tidak menjadi masalah meskipun inflasi akan melonjak. Kebijakan menurunkan beban subsidi harus dilakukan agar kondisi fiskal lebih sehat.

Selain itu, menurut Agus, yang harus dilakukan adalah efisiensi pada sektor logistik. Biaya logistik yang tinggi serta rentang waktu yang lama dalam hal pengantaran barang khususnya wilayah Indonesia bagian timur harus diperbaiki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×