Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Utang luar negeri (ULN) swasta masih mencetak pertumbuhan cukup tinggi. Bank Indonesia (BI) mencatat, ULN swasta per akhir Februari 2019 sebesar US$ 194,91 miliar atau naik 10,8% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (yoy).
Menurut laporan BI, pertumbuhan utang luar negeri (ULN) swasta ditopang kenaikan utang dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian.
Secara tahunan, industri pertambangan dan penggalian serta industri pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara mencetak pertumbuhan paling tinggi yaitu masing-masing 26,8% yoy.
Sementara, industri jasa keuangan dan asuransi tumbuh 9,34% yoy dan industri pengolahan hanya tumbuh tipis 0,5% yoy. "Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 74,2%," terang BI, Senin (15/4).
Ditinjau dari tujuan penggunaannya, BI mencatat, peningkatan ULN swasta ditujukan untuk refinancing dengan nilai mencapai US$ 21,12 miliar, naik dari sebelumnya US$ 20,54 miliar pada bulan Januari 2019.
Utang untuk lainnya juga mencatat kenaikan dari sebelumnya US$ 30,34 miliar menjadi US$ 31,97 miliar per akhir Februari. Sementara, penggunaan utang untuk modal kerja mengalami penurunan tipis menjadi US$ 59,76 miliar, dari US$ 59,79 miliar pada bulan sebelumnya.
Begitu juga dengan ULN yang ditujukan untuk investasi menurun menjadi US$ 63,48 miliar, dari sebelumnya US$ 63,80 miliar. Rincian utang swasta menurut tujuan penggunaannya ini tidak termasuk surat berharga domestik, kas dan simpanan, serta kewajiban lainnya.
Menurut jangka waktu sisanya, ULN swasta yang memiliki sisa waktu jatuh tempo jangka pendek atau kurang dari setahun juga mengalami peningkatan. ULN swasta jangka pendek naik dari US$ 47,62 miliar pada Januari, menjadi US$ 48,11 miliar.
Namun, porsi ULN swasta jangka panjang masih lebih besar yaitu 75,3% dari total ULN swasta. ULN swasta jangka panjang tercatat sebesar US$ 146,8 miliar, juga naik dari bulan sebelumnya sebesar US$ 146,03 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News