kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,65   -5,64   -0.62%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI : Ekonomi Indonesia dikelola secara naif


Rabu, 30 November 2011 / 12:21 WIB
BI : Ekonomi Indonesia dikelola secara naif
ILUSTRASI. Manajemen Akseleran


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menilai perekonomian Indonesia selama ini dikelola agak naif terhadap dinamika pasar.

Ada satu pandangan yang cukup lama berkembang bahwa dengan mekanisme pasar saja cukup sehingga merasa tidak perlu membangun mekanisme self assurance sebagai perlindungan diri pada saat gejolak.

"Di situ kita lemah sekali. Karena itu kami di BI melakukan koreksi walaupun tidak mungkin radikal. Nanti terkaget-kaget orang," ujar Darmin dalam sambutan pada Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2012 yang digelar INDEF, Rabu (30/11).

Salah satu kebijakan terkait langkah koreksi yang dimaksud Darmin antara lain, dikeluarkannya PBI Devisa Hasil Ekspor. Ada sejumlah kekagetan di kalangan pelaku pasar terkait aturan baru tersebut. Padahal, di negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand aturan soal devisa sudah berlaku lebih lama dan lebih keras.

Malaysia, misalnya sejak 30 tahun lalu mengatur kewajiban memasukkan devisa hasil ekspor dan dananya wajib ditahan selama 60 hari. Adapun di Thailand setelah devisa masuk di dalam negeri wajib dikonversi ke baht.

Darmin memaparkan negara lain sudah cukup lama memahami secara persis kebutuhan suplai dan demand valas di negaranya per hari, per bulan, per tahun. Dengan begitu volatilitas valas bisa dihindari. Indonesia, sayangnya tidak melihat manfaat melakukan hal itu sejak lama.

"Ini naif," tukas Darmin.

Hal lain yang dilakukan BI adalah dengan mengeluarkan kebijakan penurunan suku bunga acuan alias BI rate dalam dua bulan terakhir sebesar 75 bps, yakni dari 6,75% menjadi 6%. BI juga sudah meminta kalangan perbankan memasukkan unsur penurunan BI rate dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) dan melihat dampaknya terhadap penurunan suku bunga kredit.

Menurutnya mekanisme pasar selama ini efisien berarti bekerja sesuai dengan sejarah. Kalau ada yang tidak efisien dalam pelaksanaan berarti ada yang tidak beres. Baik itu dari aspek market conduct atau market structure.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×