kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi Indonesia melambat di akhir tahun


Senin, 28 November 2011 / 10:08 WIB
Ekonomi Indonesia melambat di akhir tahun
ILUSTRASI. Anime Attack on Titan


Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini

BANDUNG. Meski Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV tahun ini masih bisa melaju 6,7% dan hingga akhir tahun bisa mencapai 6,6%, Badan Pusat Statistik (BPS) tampak pesimistis. BPS memperkirakan, di kuartal IV tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih rendah daripada kuartal sebelumnya yang sebesar 6,5%.

Slamet Sutomo, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS menjelaskan, jika melihat tren di tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV cenderung melandai. Sebab, meskipun ada gelontoran belanja pemerintah, biasanya belanja anggaran di kuartal IV kontribusinya hanya 10% hingga 15% terhadap pertumbuhan ekonomi. "Saat ini ada perlambatan ekonomi global yang berpengaruh pada ekspor," kata Slamet, Sabtu (26/11).

Slamet menambahkan, prediksi pelemahan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV ini semakin didukung oleh adanya indikasi keluarnya arus modal asing (capital outflow) yang sudah terjadi sejak Agustus-September.

Menurut Slamet, capital outflow akan berpengaruh pada penurunan indeks saham. Banyak investor akan menyelamatkan investasinya dan cenderung membelanjakan uangnya.

Penurunan indeks saham ini bisa meningkatkan inflasi. "Investor tak masuk bursa, dan daripada menyimpan uang, mereka membelanjakannya, dan itu akan menyebabkan inflasi," jelas Slamet.

Awas modal keluar

Faktor konsumsi domestik masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di kuartal IV ini. Hanya saja, daya beli masyarakat yang masih cukup kuat ini akan terganggu jika terjadi arus modal keluar. Pasalnya, capital outflow berimbas pada penurunan produksi di dalam negeri.

Akibatnya, suplai akan lebih rendah dari permintaan yang masih cukup kuat di dalam negeri, sehingga menyebabkan inflasi. Dus, Slamet menilai kecil kemungkinan ekonomi bisa tumbuh sebesar 6,5% pada akhir tahun ini.

Sebelumnya, ekonom ADB Indonesia Edimon Ginting mengatakan, berdasarkan pencapaian hingga kuartal III 2011, ADB yakin pada kuartal IV ekonomi Indonesia tumbuh lebih tinggi, sekitar 6,7%. Untuk bisa mencapainya, pemerintah mempercepat belanja anggaran.

Pemerintah juga harus menjaga agar ekspor tidak menurun tajam, sehingga bisa menyokong pertumbuhan sekitar 16%-17% pada kuartal IV-2011. Konsumsi dan investasi pun harus dijaga tetap kuat seperti di kuartal sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×