kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI disarankan tahan suku bunga acuan karena pertimbangan ini


Senin, 18 Mei 2020 / 09:21 WIB
BI disarankan tahan suku bunga acuan karena pertimbangan ini
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menyarankan agar Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya di level 4,5% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan ini.

Berdasarkan asesmen Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky, bank sentral mempertahankan suku bunga acuan untuk menjaga yield differential sehingga menjadi langkah antisipasi kemungkinan terjadinya pelarian modal.

Ia menambahkan, suku bunga kebijakan yang lebih rendah bisa mendorong investor memindahkan aset mereka ke negara-negara yang dianggap safe-haven sehingga nantinya bisa memicu fluktuasi nilai tukar rupiah.

Baca Juga: Indef sebut gagal bayar koperasi karena pengawasan lemah

"Untuk itu, dengan melihat perlunya menjaga stabilitas rupiah dalam jangka pendek di tengah ketidakpastian dari pandemi Covid-19 yang masih tinggi, sebaiknya BI menahan suku bunga kebijakannya," jelas Teuku Riefky lewat laporan yang diterima Kontan.co.id, Senin (18/5).

Meski demikian, ia tetap melihat bahwa sebenarnya BI masih memiliki ruang yang memadai untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Apalagi, ditopang dengan kondisi inflasi yang stabil dan kebutuhan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi yang diprediksi masih akan lebih rendah dari perkiraan.

Terperinci, inflasi pada bulan April 2020 tercatat lebih landai dari perkiraan, yaitu sebesar 0,08% mom. Ini pun di luar pola, karena umumnya inflasi cenderung meningkat menuju periode awal Ramadan.

Baca Juga: Saham bank jadi pemberat IHSG, berikut saham yang layak dicermati



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×