kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI Diprediksi Kerek Suku Bunga pada Semester II 2022, Apa Dampaknya ke Ekonomi?


Selasa, 19 April 2022 / 18:23 WIB
BI Diprediksi Kerek Suku Bunga pada Semester II 2022, Apa Dampaknya ke Ekonomi?
ILUSTRASI. BI Diprediksi Kerek Suku Bunga pada Semester II 2022, Apa Dampaknya ke Ekonomi?


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunga acuan di level 3,5% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI April 2022. 

Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, memperkirakan, bank sentral akan mengerek suku bunga acuan pada paruh kedua tahun ini. 

“Kemungkinan BI akan menaikkan suku bunga acuan di semester II-2022. Sehingga, pada akhir tahun 2022 ada peningkatan sebesar 50 basis poin (bps),” ujar David kepada Kontan.co.id, Selasa (19/4). 

David melihat, langkah BI dalam menaikkan suku bunga acuan akan sangat bergantung dengan tekanan inflasi ke depan. Ia yakin tekanan inflasi akan mulai terasa di paruh kedua tahun ini seiring dengan peningkatan permintaan dan inflasi dari harga-harga diatur pemerintah. 

Baca Juga: BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI di Tahun 2022 Jadi 4,5%-5,3%

Apalagi, ada wacana pemerintah akan meningkatkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, gas LPG 3 kg, bahkan listrik. “Ini banyak sekali barang yang akan naik, maka bisa saja inflasi meningkat pada semester II-2022,” kata David. 

Selain karena tekanan inflasi, peningkatan suku bunga acuan oleh BI juga menimbang kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), menjangkar ekspektasi pasar, dan melihat daya tarik aset rupiah. 

Lebih lanjut, David memandang langkah BI dalam menaikkan suku bunga acuan pada semester II-2022 tak akan mengganggu pemulihan ekonomi. Menurut David, perbaikan mobilitas masyarakat yang akan menjadi kunci dari pertumbuhan ekonomi domestik. 

“Dengan membaiknya mobilitas, ekonomi akan dalam tren perbaikan. Karena, porsi ekonomi domestik lebih besar,” katanya. 

Baca Juga: Bank Indonesia Menahan BI 7 Day Reserve Repo Rate di Level 3,5% Pada RDG April 2022

Dengan demikian, David memperkirakan pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun ini akan berada di kisaran 4,8% yoy hingga 5% yoy, atau lebih tinggi dari pertumbuhan di sepanjang tahun 2021 yang sebesar 3,69% yoy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×