kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI Diperkirakan Tahan Suku Bunga Acuan 6% pada April 2024, Ini Alasannya


Kamis, 18 April 2024 / 13:05 WIB
BI Diperkirakan Tahan Suku Bunga Acuan 6% pada April 2024, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (tengah) beserta jajaran Deputi Gubernur BI hadir saat jumpa pers pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Maret 2024 di Jakarta (20/3/2024).?Meski Iran vs Israel Memanas, BI Diperkirakan Tahan Suku Bunga Acuan 6% pada April 2024.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasca memanasnya konflik Iran dan Israel, kondisi nilai tukar rupiah semakin ugal-ugalan. Rabu (17/4), nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,28% ke level Rp 16.220 per dolar AS.

Meski begitu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan, menghadapi kondisi tersebut Bank Indonesia (BI) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) April pekan depan, masih berpeluang mempertahankan BI-Rate pada level 6%.

Alasannya, meskipun konflik di Timur Tengah mendorong pelemahan nilai tukar rupiah, tetapi data-data indikator ekonomi Amerika Serikat (AS) saat ini masih solid sehingga ruang pemotongan suku bunga global akan bergeser pada September 2024.  

Baca Juga: Tetap Waspada, Kemenkeu Harap Bisa Minimalisir Dampak Eskalasi Konflik Iran-Israel

Di samping itu, pelemahan nilai tukar rupiah juga disebabkan faktor musiman, yang mana pembayaran ieviden dan kupon ke non residen serta pembayaran pokok Utang Luar Negeri (ULN) akan meningkat dan memuncak setiap kuartal II setiap tahun.

“Untuk menahan pelemahan rupiah lebih lanjut, sebenarnya BI masih mempunyai amunisi yang cukup banyak dan kuat.  Ini ditopang oleh cadev yang masih terbilang relatif tinggi sehingga BI masih bisa akan masuk dan melakukan intervensi ke pasar valas,” tutur Josua kepada Kontan, Kamis (18/4).

Meski demikian, Josua menyebut ketidakpastian di pasar keuangan global saat ini masih sangat tinggi dan dapat dengan cepat berubah drastis.

Sehingga kondisi geopolitik dan antisipasi rilis beberapa data di AS menjadi sangat penting sampai dengan RDG yang direncanakan pada  23 atau 24 April 2024 mendatang.

Baca Juga: Timur Tengah Memanas, Waspadai 5 Dampak Buruk Bagi Ekonomi RI Berikut Ini

Ia memperkirakan, jika kondisi global tidak mendukung, dan permintaan safe haven terus meningkat sehingga terjadi risk off yang berujung pada pelemahan rupiah terus menerus meski BI sudah melakukan intervensi, maka ada peluang BI untuk melakukan kenaikan BI-rate.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×