Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia bakal kembali tertekan pada bulan Juni. Surplus neraca dagang yang terjadi pada bulan Mei sebesar US$ 69,9 juta sepertinya tidak akan berlanjut.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan neraca dagang Juni akan mengalami defisit sebesar US$ 300 juta. Defisit tersebut terjadi lantaran impor yang meningkat terutama impor bahan bakar minyak (BBM).
"Pertumbuhan dari surplus neraca dagang non migas yang sudah menguat tidak diimbangi dengan penurunan defisit migas yang berarti sehingga kondisi neraca dagang masih defisit," ujar Agus, Senin kemarin (14/7).
Dirinya melanjutkan, untuk ekspor sendiri terutama komoditi non migas mencatatkan angka yang baik. Maka dari itu, surplus neraca non migas masih akan berlanjut.
Memang dalam hal ini permintaan terhadap ekspor komoditas Indonesia menurun. Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Mei surplus US$ 69,9 juta. Sebelumnya pada April neraca dagang tercatat defisit US$ 1,96 miliar.
Ekspor Indonesia pada bulan Mei sebesar US$ 14,83 miliar atau naik 3,73% dibanding bulan sebelumnya. Sedangkan untuk impor sendiri tercatat sebesar US$ 14,76 miliar atau turun 9,23% dibanding bulan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News