Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Neraca Perdagangan Mei 2014 mengalami surplus USD 69,9 juta. Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih menyebutnya ini sebagai sebuah keberuntungan.
Nilai ekspor paling tinggi ada di crude palm oil (CPO) sebanyak USD 1.936,7 juta. Dan negara penyumbang surplus terbesar adalah India, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Filipina dan Belanda. "Ini lebih ke faktor musiman," ujar Lana kepada Kontan, Rabu (2/7).
Negara seperti India dan Arab memiliki banyak penduduk muslim. Mereka merayakan Lebaran dan otomatis permintaan minyak meningkat.
Lana menghimbau, ekspor ini jangan dijadikan patokan untuk kinerja ke depan. Pasalnya, Indonesia tak bisa mengontrol harga dan permintaan dari luar. "Walaupun kita produsen CPO terbesar," ujar Lana.
Prediksi Lana, bulan depan akan terjadi defisit. Untuk itu, pemerintah lebih baik mengontrol impor non migas agar defisit juga bisa terkontrol. Kecuali ada keberuntungan lagi dari sektor lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News