kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.691.000   12.000   0,71%
  • USD/IDR 16.345   -55,00   -0,34%
  • IDX 6.795   -78,69   -1,14%
  • KOMPAS100 1.010   -16,39   -1,60%
  • LQ45 783   -21,03   -2,62%
  • ISSI 210   0,71   0,34%
  • IDX30 406   -10,51   -2,52%
  • IDXHIDIV20 491   -10,85   -2,16%
  • IDX80 114   -2,41   -2,07%
  • IDXV30 120   -0,32   -0,27%
  • IDXQ30 133   -3,63   -2,65%

BI Catat Nilai Tukar Rupiah Melemah 4,14% dari Posisi Akhir 2021


Kamis, 23 Juni 2022 / 21:46 WIB
BI Catat Nilai Tukar Rupiah Melemah 4,14% dari Posisi Akhir 2021
ILUSTRASI. Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021). BI Catat Nilai Tukar Rupiah Melemah 4,14% dari Posisi Akhir 2021.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Di tengah ketidakpastian pasar keuangan global, nilai tukar rupiah tepantau melemah. Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai tukar rupiah sampai dengan 22 Juni 2022 mengalami depresiasi sekitar 4,14% year to date (ytd), bila dibandingkan dengan level akhir 2021. 

“Depresiasi tersebut sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global akibat pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif di berbagai negara untuk merespons peningkatan tekanan inflasi dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global,” jelas Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (23/6) via video conference. 

Meski begitu, Perry mengklaim pasokan valas domestik tetap terjaga dan persepsi terhadap prospek perekonomian Indonesia tetap positif.

Baca Juga: Ini Dampak Kebijakan BI yang Tetap Mengambil Langkah Berbeda dari Bank Sentral Lain

Ini pun mendorong depresiasi rupiah relatif lebih baik dibandingkan dengan negara sebaya, seperti India yang terdepresiasi 5,17%, Malaysia terdepresiasi 5,44%, serta Thailand yang terdepresiasi 5,84%. 

Ke depan, Perry akan terus mencermati perkembangan nilai tukar rupiah dan akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah, sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya.

Namun, Perry meyakini mata uang Garuda ini akan terus kuat seiring dengan kondisi neraca pembayaran (NPI) yang surplus sehingga pasokan valas memadai serta kecukupan cadangan devisa sebagai bantalan rupiah. 

Baca Juga: BI Pertahankan Bunga Acuan di 3,5%, Begini Efeknya ke Rupiah

“Dengan upaya tersebut diharapkan rupiah tetap stabil dan mendukung pengendalian inflasi dengan mempertahankan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental,” tandas Perry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×