kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI belum khawatir rasio utang RI meningkat


Rabu, 18 Mei 2016 / 15:42 WIB
BI belum khawatir rasio utang RI meningkat


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Indonesia menilai kondisi utang luar negeri Indonesia masih terkendali, meski jumlah dan rasio utang luar negeri triwulan I-2016 menunjukkan peningkatan.

Berdasarkan data BI, jumlah utang luar negeri Indonesia pada triwulan I sebesar US$ 316 miliar atau 36,5% terhadap total produk domestik bruto (PDB). Jumlah itu naik 5,7% secara year on year (yoy).

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, utang luar negeri sektor swasta dengan tenor pendek yang sensitif pada risiko. Sementara kalau kenaikan terjadi pada utang luar negeri pemerintah atau dari swasta tetapi bertenor jangka panjang tidak terlalu berisiko.

Nah, untuk jumlah utang swasta yang memiliki jatuh tempo pendek, terutama dari pihak yang tidak terafiliasi. "Jumlah utang swasta yang tidak terafiliasi hanya sebesar 5% dari total jumlah utang," ujar Agus, Rabu (18/5) di Jakarta.

Sementara itu, mayoritas utang swasta didominasi oleh yang memiliki jangka waktu panjang, jumlahnya mencapai 80% dari total utang luar negeri.

Agus juga mengatakan, pengawasan lebih ditujukan utang luar negeri swasta bukan perbankan. Pasalnya, perbankan akan mendapat pengawasan khusus dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia. 

Begitu pula utang korporasi Badan Usaha Milik Negara akan mendapat pengawasan khusus dari Kementerian BUMN dan BI.  

Untuk swasta non-bank selain BUMN, BI menerapkan sistem kehati-hatian yang lebih. Antara lain mewajibkan perusahaan melaporkan setiap kegiatan pembiayaan atau financing yang menggunakan skema pinjaman. Selain itu mereka terikat oleh kewajiban melakukan lindung nilai atau hedging.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×