Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
Jalkarta. Peningkatan utang luar negeri (ULN) pemerintah menyebabkan rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat. Bank Indonesia (BI) mencatat, rasio ULN terhadap PDB pada akhir kuartal pertama tahun ini sebesar 36,5%. Angka itu lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 36%. Bahkan rasio ULN pada kuartal pertama 2015 hanya sebesar 33,53%.
Dalam laporan terbarunya, BI mencatat ULN sektor publik meningkat 14% secara tahunan atau year on year (yoy). Jumlah itu lebih tinggi dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang sebesar 10% (yoy). Sementara ULN sektor swasta menurun 1% (yoy), setelah pada kuartal sebelumnya tumbuh 2,3% (yoy).
ULN Indonesia pada akhir kuartal pertama 2016 sebesar US$ 316 miliar atau tumbuh 5,7% (yoy). ULN sektor swasta masih mendominasi dan terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih.
Pertumbuhan tahunan ULN sektor keuangan dan pertambangan melambat. Sedangkan ULN industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih meningkat. "Bank Indonesia memandang perkembangan ULN triwulan pertama 2016 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional," demikian, keterangan resmi BI, Selasa (17/5).
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual bilang, meski debt to GDP ratio meningkat, rasio ULN pemerintah masih dalam batas yang aman, yaitu sekitar 26%. Pemerintah masih memiliki ruang menambah jumlah ULN, asalkan digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur sebagai penggerak ekonomi. "Kalau di negara Eropa (rasionya) dibatasi 10%. Tapi Indonesia ke arah 40% tidak masalah selama digunakan secara sehat," katanya.
Sementara penurunan ULN swasta menunjukkan minat pelaku usaha mengambil utang tidak terlalu besar. Menurut David, hal itu karena kapasitas produksi masih cukup memenuhi permintaan yang masih lemah. Ke depan, David berharap ULN swasta lebih terkonsentrasi ke sektor manufaktur, sehingga peran sektor tersebut terhadap ekspor kian besar.
Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih menambahkan, ULN kuartal pertama 2016 masih aman. Apalagi ULN swasta menujukkan tren penurunan. Menurutnya, penurunan ULN swasta bisa jadi sebagai dampak kebijakan lindung nilai (hedging) yang diwajibkan BI sejak tahun lalu. Selain itu, juga ada pembatasan rasio ULN terhadap modal sebesar 4:1 yang telah diwajibkan pemerintah sejak awal tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News