Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Sehari lagi, Bulan Ramadan bakal tiba. Berdasarkan hasil pengamatan yang Departemen Agama (Depag) di seluruh Indonesia, pemerintah menetapkan awal Ramadan jatuh pada Sabtu, 22 Agustus 2009.
Dalam sidang isbat kemarin (20/8), yang diikuti Menteri Komunikasi dan Informatika M. Nuh dan pimpinan berbagai organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Persis, Menteri Agama Maftuh Basyuni menyatakan, "Hilal (penampakan bulan) belum terlihat hari ini (kemarin) maka Jumat belum masuk Ramadan."
Depag mendasarkan keputusan ini setelah memantau delapan titik di Indonesia. Delapan titik itu berada di Merauke (Papua), Makassar (Sulawesi Selatan), Kupang (Nusa Tenggara Timur), Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), Gresik, Tanjung Kodok Lamongan (Jawa Timur), Ternate (Maluku), dan Semarang (Jawa Tengah).
Dengan begitu, hasil pengamatan Depag ini tidak berbeda dengan perhitungan matematis (hisab) oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Berdasarkan hasil hisab itu, Muhammadiyah juga menetapkan 1 Ramadhan 1430 Hijriyah jatuh pada 22 Agustus 2009 dan 1 Syawal pada 20 September 2009. "Jadi Muhammadiyah akan melaksanakan puasa 30 hari," kata Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Berbeda dengan pemerintah dan Muhammadiyah, pimpinan NU baru akan merapatkan penentuan puasa hari ini. Rois Am Syuriah NU, Mansyuri Naim mengatakan ketinggian hilal (irtifaq) kemarin (20/8) atau 29 Sya`ban 1430 H masih minus tiga derajat sehingga bulan sulit dilihat.
NU mengaku tidak berani memutuskan awal Ramadhan dengan hisab melainkan dengan melihat bulan (rukyatul hilal). Mansyuri berdalih, sikap NU itu sudah sesuai dengan hukum Islam. Ia mengatakan, bila rukyatul hilal gagal melihat bulan, maka umur bulan Sya`ban akan digenapkan 30 hari hingga 21 Agustus; sehingga awal Ramadan adalah 22 Agustus. "Kita tunggu kemungkinannya hari ini," kata Mansyuri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
