Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Mei 2019 sebesar 0,68% secara bulanan (mom) atau 3,32% secara tahunan (yoy). Sehingga inflasi Januari-Mei 2019 tercatat 1,48%.
Angka inflasi bulan Mei tersebut lebih tinggi bila dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,44% mom atau 2,83% yoy. BPS juga mencatat angka inflasi Mei 2019 lebih tinggi bila dibandingkan dengan bulan Mei selama dua tahun silam.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan kondisi ini wajar terjadi, sebab ada pergeseran waktu puasa. Sehingga dampak kenaikan harga dirasakan pada bulan Mei, dengan harapan pada Juni nanti inflasi akan lebih rendah.
"Puasa tahun ini mulai di awal Mei dan biasanya kenaikan harga terjadi di minggu pertama Ramadan dan minggu terakhir Ramadan," ujar Suhariyanto saat konferensi pers di kantornya, Senin (10/6).
Faktor pendorong inflasi pada bulan lalu antara lain inflasi pada bahan makanan sebesar 2,02% dengan andil 0,43%. Komoditas yang dominan menyumbang inflasi adalah kenaikan harga cabai merah, daging ayam ras, bawang putih dan ikan segar.
Kemudian, penyumbang inflasi berikutnya adalah makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 0,56% dengan andil 0,10%. Komoditas yang dominan menyumbang inflasi adalah kenaikan harga nasi dan lauk-pauk, rokok kretek filter dan gula pasir.
Selanjutnya, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi 0,54% dengan andil 0,10%. Komoditas yang menyumbang inflasi adalah kenaikan tarif angkutan antar kota, angkutan udara dan kereta api.
"Angkutan udara hanya 0,02% karena tiket sebelumnya sudah mahal," ujar Suhariyanto.
Berdasarkan komponennya, Suhariyanto menjelaskan, inflasi bulan Mei 2019 didorong oleh inflasi volatile food alias harga bergejolak. Inflasi volatile food 2,18% mom dengan andil 0,43%. Sementara itu volatile food secara tahunan mengalami inflasi 4,08%, serta inflasi tahun kalender Januari-Mei 2019 sebesar 3,43%.
"Daya beli masih bagus, bisa dilihat inflasi tertinggi karena harga bergejolak, jadi inflasi terkendali dengan harapan Juni lebih rendah dari Mei," imbuh Suhariyanto.
Dari 82 kota, BPS mencatat 81 kota mengalami inflasi sementara itu hanya satu kota yang mengalami deflasi yaitu Merauke. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,91% karena kenaikan harga ikan dan tarif angkutan udara. Sementara itu di Merauke deflasi karena harga sayuran dan beras.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News