Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menerima kunjungan Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang, Taku Eto, Selasa (29/4).
Dalam pertemuan itu, Amran memaparka sejumlah capaian di sektor pertanian Indonesia utamanya dalam peningkatkan produksi beras.
“Persoalan yang dihadapi Indonesia dan Jepang sama yaitu perubahan iklim ekstrem dan Indonesia telah melakukan berbagai upaya. Hasilnya peningkatan produksi sebesar 62% pada Januari-Maret 2025,” kata Amran dalam keterangannya Rabu (30/4).
Amran memaparkan beberapa upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan produksi padi. Salah satunya pemanfaatan teknologi dan pertanian modern.
Amran menjelaskan Indonesia telah mengembangkan varietas unggul spesifik lokasi yang adaptif dengan kondisi lahan dan produktivitasnya tetap tinggi.
“Pertama, kita menciptakan varietas tahan kekeringan, namanya padi gogo, dengan sedikit air tetapi tanaman tetap dapat tumbuh,” jelasnya.
Tak hanya lahan kering, Amran juga memaparkan terobosan pengembangan padi di lahan rawa.
Dia menjelaskan Indonesia mempunyai potensi lahan rawa mineral sebanyak 1 juta hektare. Produktivitasnya dapat ditingkatkan dari sebelumnya hanya menghasilkan 3 ton per hektare menjadi 5 ton–7 ton per hektare dengan menggunakan varietas unggul padi Inpara. Selain itu, terdapat varietas Biosalin yang dapat digunakan pada lahan pesisir yang terdampak intrusi air laut.
“Intinya, kami mengembangkan varietas yang mampu beradaptasi baik dengan kondisi iklim kering maupun dengan air asin. Ini adalah bentuk kesiapan Indonesia menghadapi perubahan iklim global,” tegas Amran.
Selain itu, Amran mengemukakan program pompanisasi yang digencarkan juga berdampak pada peningkatan produksi padi Indonesia. Menurutnya melalui program ini petani mampu melakukan tanam hingga 3 kali dari sebelumnya yang hanya 1 kali.
Baca Juga: Indonesia dan Jepang Jajaki Kerjasama di Pertanian
Sebagai upaya menjaga sektor pertanian yang berkelanjutan, Amran juga mendorong keterlibatan generasi muda.
“Generasi milenial, generasi Z, kita ajak turun dengan teknologi dan kita tunjukkan bertani jauh lebih menguntungkan daripada menjadi pegawai,” terangnya.
Amran menyampaikan bahwa peningkatan produksi ini juga didukung oleh langkah konkret dan kebijakan pemerintah yang pro terhadap petani.
Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, penyaluran pupuk bersubsidi disederhanakan dan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dinaikkan menjadi Rp6.500 per kilogram. Kebijakan ini dinilai memberikan kesejahteraan bagi petani dan mendorong semangat petani untuk menanam.
Baca Juga: Menteri Amran Bertemu Menteri Pertanian Jepang, Bahas Potensi Kerjasama CPO dan Susu
Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang Eto Taku mengapresiasi capaian luar biasa Indonesia dan langkah strategis pemerintah Indonesia untuk memitigasi dampak perubahan iklim.
“Terkait dengan perubahan iklim, Bapak Menteri Pertanian Indonesia sudah mengambil inisiatif dan upaya seperti intensifikasi dan sebagainya. Bapak Menteri sampaikan Indonesia berhasil meningkatkan produksi 62%. Apa yang dilakukan di Indonesia menjadi contoh baik yang dapat ditiru oleh masyarakat Jepang,” ungkap Taku Eto.
Selanjutnya: Pesawat Karya Anak Bangsa China C919 Terhalang Regulasi Eropa
Menarik Dibaca: Resep Sambal Matah Khas Bali, Pelengkap Hidangan agar Makin Nikmat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News