kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.450   -42,00   -0,26%
  • IDX 6.665   119,20   1,82%
  • KOMPAS100 951   16,29   1,74%
  • LQ45 748   15,90   2,17%
  • ISSI 208   3,64   1,78%
  • IDX30 390   8,22   2,16%
  • IDXHIDIV20 467   6,80   1,48%
  • IDX80 108   1,96   1,84%
  • IDXV30 111   0,63   0,57%
  • IDXQ30 128   2,31   1,84%

Langka di Sejumlah Negara, Pemerintah Sebut Produksi Beras Nasional Surplus


Rabu, 12 Maret 2025 / 19:45 WIB
Langka di Sejumlah Negara, Pemerintah Sebut Produksi Beras Nasional Surplus
ILUSTRASI. Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan, produksi beras nasional hingga April 2025 dipastikan mengalami surplus dibandingkan tahun sebelumnya. Yaitu sekitar 2,8 juta hingga 3 juta ton.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto menerima laporan dari Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, terkait ketahanan pangan dan stabilitas harga kebutuhan pokok.

Hal ini merespon adanya kelangkaan beras di sejumlah negara. Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan, produksi beras nasional hingga April 2025 dipastikan mengalami surplus dibandingkan tahun sebelumnya. Yaitu sekitar 2,8 juta hingga 3 juta ton. 

Presiden Prabowo pun meminta agar tren surplus beras ini dapat dipertahankan.

"Makanya ini minta untuk dipertahankan di tengah negara-negara lain kan lagi susah, lagi ada kesusahan, ada kesusahan beras ya, ada Malaysia, kemudian ada Filipina, termasuk Jepang kan juga lagi krisis berasnya," ujar Sudaryono di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (12/3).

Baca Juga: Temuan Beras Berkutu, Wamentan : Kita Perbaiki Sirkulasi Beras di Bulog

Lebih lanjut, rapat juga membahas upaya peningkatan produksi dalam jangka panjang. Pemerintah menargetkan agar Indonesia tidak perlu melakukan impor beras dengan menjaga surplus tahunan di kisaran 5 juta sampai 6 juta ton.

"Kan produksi kita itu kan setiap tahun sekitar 30 juta ya, 30 koma ya, 30 koma, 31 koma. Nah kita ingin, kalau kita ingin betul-betul tidak impor beras, maka harus surplus minimal dalam setahun itu surplusnya 5 juta - 6 juta (ton)," jelasnya.

Untuk memastikan peningkatan produksi, pemerintah menekankan pentingnya percepatan proses pertanian. Petani diharapkan segera menanam kembali setelah panen agar dalam satu tahun bisa melakukan panen hingga tiga kali.

"Begitu panen harus segera dipanen, segera dijual, dan tanahnya segera diolah. Jeda antara panen dengan olah tanahnya itu nggak boleh lama," kata Sudaryono.

Selain produksi, pertemuan tersebut juga membahas peran Koperasi Desa Merah Putih dalam menyalurkan hasil pertanian dan menyediakan kebutuhan petani. Termasuk pupuk, pestisida, serta sembako dengan harga terjangkau. 

Baca Juga: Bulog Terima Investasi Rp 16,6 Triliun, Siap Jaga Stabilitas Harga Beras

Sedangkan terkait harga beras yang masih relatif tinggi di kawasan ASEAN, Sudaryono menyebut, pemerintah akan mengoptimalkan operasi pasar dan memotong rantai distribusi guna menekan harga bagi konsumen tanpa merugikan petani.

"Kita ingin adanya gerakan Koperasi Desa Merah Putih, kemudian kita juga lakukan operasi pasar dengan kantor pos, kita juga dengan Bulog kita berdayakan lebih dari sebelumnya. Itu tujuannya kan supaya memotong rantai distribusi,” ucap Sudaryono.

Selanjutnya: Likuiditas Perbankan Ketat, Begini Rekomendasi Bank Syariah Indonesia

Menarik Dibaca: 6 Manfaat Kolagen untuk Rambut, Cegah Uban hingga Rambut Rontok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×