Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Noverius Laoli
Secara umum, Firman melihat, ekonomi Indonesia pada tahun ini diramal masih cukup kuat menghadapi perlambatan ekonomi global. Apalagi, pemerintah juga telah melonggarkan mobilitas masyarakat sehingga menambah optimisme mereka.
Harapannya, masyarakat bisa mengoptimalkan tabungan untuk berbelanja dan daya beli masyarajat terus berputar.
Selain itu, kinerja investasi juga diperkirkan masih baik, khususnya investasi bangunan. Ini sejalan dengan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan PMA yang masuk.
Baca Juga: Harga Komoditas Logam Industri Naik di Awal 2023, Prospeknya Dihantui Ketidakpastian
"Menurut perhitungan kami, dengan prospek ekonomi negara kita dibanding yang lain, daya tarik kita lebih baik dan biasanya ini akan menarik PMA untuk masuk," tambahnya.
Selain itu, kinerja ekspor juga masih cukup baik. Meski harga komoditas tak setinggi sebelumnya, kebijakan China turut akan mempengaruhi kinerja ekspor tahun ini.
Meski demikian, BI masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada titik tengah kisaran 4,5% hingga 5,3%, dengan proyeksi pertumbuhan ekobomi global sebesar 2,3% pada tahun ini.
"Kalau sinyal (pertumbuhan ekonomi global) lebih tinggi, kami jadikan upside risk. Sebab, perlu dilihat apakah ekonomi kita (Indonesia) tetap terkendali? inflasinya oke (misalnya)," tandas Firman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News