Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa pada akhir November 2023 sebesar US$ 138,1 miliar, naik 3,75% dari posisi Oktober 2023 yang sebesar US$ 133,1 miliar.
Selain karena penerbitan obligasi dan penarikan pinjaman luar negeri, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro melihat p
Andry bilang, kenaikan cadangan devisa eningkatan cadangan devisa seiring dengan ekspektasi kebijakan moneter dari bank-bank sentral dunia yang melunak. pada November 2023 juga dibarengi dengan nilai tukar rupiah yang menguat 2,36% dibandingkan periode sebelumnya.
Baca Juga: Penarikan Pinjaman Luar Negeri Bikin Cadangan Devisa Gendut, Ini Kata Pengamat
Para pelaku pasar meyakini Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) bakal menahan suku bunga acuan pada Desember 2023, seiring kondisi ekonomi AS yang membaik.
Selain itu, Pejabat The Fed Jerome Powell juga mengungkapkan kalau kebijakan moneter ketat sudah membuahkan hasil.
“Dengan sentimen tersebut, ada dampak positif ke pasar keuangan dalam negeri. Ada aliran modal asing masuk di pasar obligasi sekitar Rp 23,5 triliun pada November 2023,” terang Andry pada Kontan.co.id, Kamis (7/12).
Selain itu, upaya BI dalam menjaga rupiah lewat penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga mendorong masuknya dana asing ke pasar keuangan dalam negeri.
Baca Juga: Ada Pemilu, Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Akan Meningkat di 2024
“Dengan penerbitan instrumen tersebut, aliran dana asing meningkat,” tambahnya.
Dengan perkembangan tersebut, Andry pun memperkirakan nilai tukar rupiah akan stabil hingga akhir tahun 2023.
Dari pengamatannya, ia menduga rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.523 per dolar AS pada akhir tahun ini, atau menguat dari posisi akhir tahun 2022 yang sebesar Rp 15.568 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News