Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz Al Saud oleh Universitas Indonesia menuai kecaman. Koordinator Migrant Care Anis Hidayah menilai, pemberian gelar itu berarti Universitas Indonesia menyetujui hukuman pancung bagi tenaga kerja Indonesia.
Anis mengatakan, UI seharusnya memberikan fasilitas pendampingan hukum ataupun advokasi bagi TKI khususnya pekerja wanita yang mendapat perlakuan kasar dari majikannya di Arab Saudi. Alhasil, ia meminta Komisi IX DPR memanggil Rektor UI. "Komisi IX harus panggil rektor UI untuk memprotes keras pemberian gelar ini," jelasnya, Jumat (26/5).
Di tempat yang sama, Guru Besar Sosiologi UI Thamrin Amal Tamagola menegaskan pemberian gelar terhadap Abdullah itu diam-diam alias tanpa sepengetahuan civitas akademika UI. Thamrin mengaku heran dengan pemberian gelar Doktor ini. Pasalnya, penghargaan itu diberikan di Istana Kerajaan Arab Saudi, bukan di Kampus UI. "Langkah-langkah yang diambil alih rektor UI seperti praktik diktator karena dia membuat kebijakan sendiri tanpa memperhatikan persetujuan mitra," katanya.
Dengan pemberian gelar ini, Thamri mengatakan kelihatan sekali rektor UI hanya mendahulukan nalar namun tidak memiliki nurani. "Sebagai warga UI, kami menyesalkan bahwa lambang UI diperjualbelikan,” kata Thamrin dengan nada tinggi.
Hal senada diungkap Guru Besar Fakultas Ekonomi UI, Mayling Oey. Mayling juga mempertanyakan pemberian gelar yang diberikan kepada Raja Arab Saudi itu. “Rektor UI yang harusnya jadi teladan malah memberikan suatu yang di luar perkiraan manusia yang wajar,” ucap Mayling.
Oleh karena itu, sambungnya, kini para Guru besar dan civitas akademika lainnya akan meminta pertanggungjawaban rektor UI. "Kalau kami lihat he must go out,”katanya.
Seperti diketahui, Rektor UI Gumilar Rosliwa Soemantri memberikan gelar Doktor Honoris Cousa pada Raja Abdullah di Istana Al-Safa, Jeddah, Minggu (21/8). Gumilar memberikan gelar itu karena Raja Abdullah dianggap telah berkontribusi dalam mempromosikan pengajaran Islam yang moderat, mendukung perdamaian Palestina, dan menginisiasi dialog antar agama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News