Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Penyebab kelangkaan beras premium di sejumlah ritel modern belakangan ini akhirnya dijawab Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menegaskan pasokan tersendat karena produsen tengah menyesuaikan standar produksi setelah kasus pengoplosan beras medium menjadi premium terungkap.
"Kenapa kira-kira nggak ada (beras premium di ritel)? Karena teman-teman dari penggilingan padi ingin comply dengan informasi yang ada di labeling," ujarnya di sela agenda di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Senin (1/9/2025).
Arief menjelaskan, beras premium wajib memenuhi syarat tertentu:
- kadar beras pecah maksimal 15%
- kadar air 14%
- derajat sosoh minimal 95%
- harga jual Rp14.900 per kilogram
Menurutnya, begitu standar terpenuhi, suplai ke ritel modern maupun pasar tradisional akan kembali lancar.
Kepala Satgas Pangan Polri, Brigjen Helfi Assegaf, sebelumnya mengakui, stok beras di ritel modern menurun bukan karena penarikan, melainkan produsen menahan distribusi akibat khawatir terseret masalah hukum.
Baca Juga: Harga Beras Naik di 214 Daerah, Pemerintah Percepat Penyaluran SPHP
“Ada penurunan stok di ritel modern, tapi bukan penarikan. Produsen hanya menghabiskan stok lama dan belum mengisi kembali. Alasannya, takut tersangkut masalah hukum,” kata Helfi dalam agenda di Ombudsman RI, Jakarta, Selasa (26/8).
Ia menegaskan, produsen tidak perlu takut sepanjang memproduksi sesuai standar label. Jika tidak, maka opsi penjualan beras secara curah tetap terbuka, dengan tetap mengikuti aturan yang berlaku.
Lebih lanjut, Helfi memastikan Bulog akan segera memasok beras SPHP maupun beras komersial ke pasar dalam beberapa hari mendatang. Hal ini diharapkan bisa menormalkan kembali ketersediaan beras premium di ritel modern.
Tonton: Harga Tembus Rp 120.000 per 5 Kg, Bapanas: Itu Beras Khusus, Bukan Premium
Selanjutnya: Mencari Bentuk Reformasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News