Reporter: Noverius Laoli | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Menjelang rapat penentuan kebijakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), wacana menaikkan harga BBM atau mengendalikan konsumsi BBM semakin ramai. Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro termasuk yang berpandangan, pemerintah seharusnya menaikkan harga harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Ia menyatakan, opsi pengendalian konsumsi BBM kurang efektif menekan biaya subsidi BBM yang diperkirakan bisa menembus angka di atas Rp 300 triliun pada akhir tahun ini. "Apabila harga BBM saat ini dinaikkan saja sebesar Rp 1.500 per liter, maka anggaran subsidi BBM di APBN bisa dihemat Rp 35 hingga Rp 40 triliun," ujar Bambang di Istana Wakil Presiden, Kamis (11/4).
Perhitungan Bambang tersebut, didasarkan pada asumsi jika pemerintah akan menaikkan harga BBM sebesar Rp 1.500 atau dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 per liter mulai Mei nanti sampai akhir 2013. Soal dampak kenaikan, jika pemerintah menaikkan harga BBM secara bertahap maka kompensasinya kecil dan bahkan tidak perlu diberikan kompensasi.
"Kajian itu telah disampaikan kepada pemerintah dan yang berhak memutuskan adalah presiden," katanya. Presiden beserta para menteri dan timnya, rencananya bakal memutuskan kebijakan subsidi BBM akhir pekan ini di Istana Cipanas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News