kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Benny tak tahu pembagian Blackberry di Kongres PD


Rabu, 11 Desember 2013 / 16:45 WIB
Benny tak tahu pembagian Blackberry di Kongres PD
ILUSTRASI. 6 Langkah Menggunakan MP3 Juice, Website untuk Convert Video Menjadi Audio Gratis


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Politikus Partai Demokrat sekaligus Wakil Ketua Komisi VI Benny Kabur Harman mengakui dirinya tak pernah mendengar adanya pembagian ponsel Blackberry dan uang dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung tahun 2010 lalu. Hal tersebut disampaikan Benny usai menjalani pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan penerimaan hadiah terkait proyek Hambalang.

"Saya ditanya apakah mengetahui selama kongres itu ada pembagian BB dan uang. Saya menegaskan bahwa saya tidak pernah mendengar dan melihat ada pembagian BB. Kalau memang ada supaya minta diusut tuntas. Tapi kalau tidak ada jangan diada-adakan," kata Benny kepada wartawan di Kantor KPK, Jakarta, Rabu (11/12).

Lebih lanjut Benny bercerita, dalam pemeriksaan selama hampir empat jam untuk tersangka mantan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut juga ditanyai apakah ia adalah Tim Sukses Anas. Benny pun mengakui bahwa dia merupakan salah satu Tim Sukses Anas.

"Waktu Pak Anas mau maju jadi Ketua Umum, saya dijadikan Tim Sukses-nya, izin dulu ke Pak SBY dan Pak SBY merestui. Jadi saya siap jadi Tim Sukses-nya Pak Anas," tambahnya.

Lebih lanjut Benny menyebut bahwa Susilo Bambang Yudhoyono yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tidak pernah melindungi kader-kadernya yang terlibat korupsi. "Kita menghargai apapun langkah, apapun putusan lembaga hukum, sepanjang itu dilakukan. Kita mendukung agenda pemberantasan korupsi," imbuhnya.

Terkait kasus ini, Anas yang juga diduga menerima gratifikasi berupa sejumlah uang terkait pemilihannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada Kongres Demokrat yang diikuti tiga calon, yaitu Andi Mallarangeng, Anas Urbaningrum, dan Marzuki Alie. Selain itu, Anas juga diduga menerima gratifikasi berupa mobil Toyota Harrier dalam proyek Hambalang.

Meski demikian, ketika dikonfirmasi wartawan terkait Toyota Harrier yang diduga merupakan gratifikasi yang diterima Anas, Benny membantah. "Gak ada itu. Tidak ada hubungan dengan mobil," singkatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×