Reporter: Fahriyadi | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Hujan dengan intensitas tinggi di bagian hulu dan tengah Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo serta DAS Lamong telah menyebabkan debit sungai meluap.
Wilayah sekitar sungai di Bojonegoro, Tuban, Mojokerto dan Gresik Jawa Timur, mengalami banjir sejak Sabtu (14/12) pukul 18.00 WIB hingga Minggu sore (15/12).
"Banjir di Bojonegoro dan Tuban disebabkan kombinasi antara hujan lokal dan kiriman dari hulu kiriman hulu Bengawan Solo yaitu Wonogiri, Solo, Sragen, Ngawi, Ponorogo dan Madiun. Sedangkan banjir di Mojokerto dan Gresik akibat meluapnya Kali Lamong di Jawa Timur," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (15/12).
Banjir di Bojonegoro merendam 30 desa di 7 kecamatan. Akibatnya 1.705 Kepala Keluarga (KK) dan 1.727 hektar (ha) sawah terendam banjir.
Banjir terparah di Kecamatan Padangan yang merendam 9 desa dengan 823 KK dan 250 ha sawah terendam. Sedangkan di Kecamatan Bojonegoro merendam 3 desa meliputi 585 KK dan 28 ha sawah.
Tinggi muka air Bengawan Solo di titik pantau Karangnongko (barat laut Bojonegoro) pada posisi 29,30 meter atau Siaga 1 pada siang tadi.
"BNPB dan BPBD Bojonegoro telah membangun shelter untuk pengungsi banjir di Bojonegoro, sehingga dapat digunakan menampung sebagian pengungsi," ungkap Sutopo.
Di Tuban, banjir merendam 13 desa di 4 kecamatan yaitu Kecamatan Semanding, Suko, Parengan, dan Singgahan. Banjir menyebabkan 2.249 rumah terendam.
Di desa Sambung Rejo Kecamatan Semanding sekitar 800 rumah terendam. Sedangkan di Mojokerto dan Gresik banjir di 6 kecamatan dengan 920 rumah terendam. Satu orang hanyut di Kecamatan Benjeng dan hingga saat ini belum ditemukan.
Sutopo menambahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Mojokerto dan Gresik bersama TNI, Polri, Satuan Kerja Perangkat Daerah dan relawan telah melakukan penanganan darurat.
Sebagian masyarakat telah dievakuasi. Dapur umum telah didirikan dan makan siap saji dibagikan. Pendataan masih dilakukan.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dengan ancaman banjir dan longsor. Puncak hujan sebagian besar wilayah Indonesia pada Januari Februari," tegas Sutopo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News