Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Banjir yang diakibatkan oleh meluapnya Bengawan Solo di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur menimbulkan kerugian yang besar. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, banjir terjadi sejak Minggu (7/4) hingga sekarang masih menggenangi beberapa wilayah di bagian hilir Bengawan Solo.
Selain itu, luapan air juga menggenangi daerah yang dilalui aliran sungai Bengawan Solo yaitu Kabupaten Blora, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik yang mencakup lebih dari 40 kecamatan dan ratusan desa. Sutopo menguraikan, berdasarkan data sementara, tercatat 11 orang meninggal, 22.830 rumah terendam, 7.450 hektare sawah terendam dan infrastruktur lainnya.
"Kerusakan dan kerugian masih dihitung," ujar Sutopo melalui pernyataan tertulis yang diterima KONTAN pada Jumat (12/4).
Data 11 korban jiwa itu terdiri dari 5 orang di Ngawi, 4 orang di Bojonegoro, 1 orang di Tuban, dan 1 orang di Gresik. Sebagian besar korban meninggal terseret arus laut. Lebih lanjut Sutopo menjelaskan banjir terparah melanda Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur yang menyebabkan 4 meninggal, 11.942 rumah terendam, 11 Taman Kanak-Kanak, 29 Sekolah Dasar, 6 mesjid, 74 mushola, 120.940 jalan terendam banjir, 3.820 hektare sawah terendam, 1.499 kambing dan 2.523 sapi diungsikan.
"Penyebab utama banjir adalah hujan berintensitas tinggi dan berdurasi lama di daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo," ucap Sutopo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News