Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
YOGYAKARTA. Kabar gembira bagi mahasiswa Indonesia yang berminat untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Mulai tahun ini pemerintah Belanda menambah kuota beasiswa bagi mahasiswa dan profesional asal Indonesia untuk melanjutkan studi ke negeri kincir angin itu.
Biasanya pemerintah Belanda menyediakan 250 beasiswa bagi pelajar Indonesia. Namun, tahun ini jumlah ditambah menjadi 300 beasiswa bagi pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan pada jenjang sarjana (S1) dan pascasarjana (S2).
"Kuota tahun ini kami tambah karena minat masarakat Indonesia untuk studi ke Belanda cukup tinggi. Tiap tahun naik 1 hingga 3 persen. Dan saat ini ada sekitar 1.500 mahasiswa dari Indonesia yang kuliah di Belanda,” kata Direktur Nuffic Neso Indonesia, Mervin Bakker dalam Holland Scholarship Info Session di Fakultas Teknik UGM, Kamis (4/12/2014).
Marvin menambahkan, banyak pilihan perguruan tinggi di Belanda yang bisa dipilih mahasiswa asal Indonesia. Ada 15 research university atau perguruan tinggi berbasis riset dan 50 apllied university atau politeknik yang bisa menjadi pilihan bagi para penerima beasiswa tersebut. "Selama ini program yang paling banyak diminati mahasiswa dari Indonesia adalah bisnis dan engginering," tutur Marvin.
Lebih lanjut Marvin mengatakan, untuk bisa mendapatkan beasiswa ke Belanda, mereka yang berminat harus diterima terlebih dahulu di salah satu perguruan tinggi di Belanda. Setelah diterima, pihaknya akan membantu mencarikan beasiswa di kampus yang bersangkutan, termasuk untuk biaya hidup selama kuliah.
"Tahun ini kami juga memberikan beasiswa bagi fresh graduate untuk mencari para lulusan muda yang nantinya akan menjadi para pemimpin. Namun beasiswa ini bisa digunakan untuk semua usia," ungkapnya.
Sementara Direktur Eksekutif Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Lailly Prihatiningtyas yang merupakan lulusan Tilburg University dalam testimoninya mengungkapkan, pendidikan di Belanda telah membantu dalam membentuk karakternya. Peraih beasiswa program Stuned pada 2010 lalu itu mengaku mendapatkan banyak pengalaman, selain akademis. "Pendidikan di Belanda membentuk pola pikir saya menjadi sistematis, logis," ujarnya.
Lulusan master akuntansi tahun 2011 ini menambahkan, sistem edukasi di Belanda sangat baik dengan kurikulum, tenaga pengajar, pola ajar serta dukungan fasilitas yang kondusif membuatnya yakin akan kualitas pendidikan di Belanda.
"Lingkungan pendidikan dan sosial yang sangat internasional membuka kesempatan untuk berinteraksi dengan berbagai sosok yang mempunyai latar budaya dan tata nilai yang berbeda. Pengalaman ini membuat saya semakin menghargai perbedaan dan memperluas jaringan internasional," ujar Direktur BUMN termuda ini. (Gandang Sajarwo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News