kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bela Sri Mulyani, Jokowi sebut Prabowo tak mengerti ekonomi makro


Minggu, 03 Februari 2019 / 13:46 WIB
Bela Sri Mulyani, Jokowi sebut Prabowo tak mengerti ekonomi makro


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - SEMARANG. Presiden Joko Widodo membela Menteri Keuangan Sri Mulyani yang disebut oleh Prabowo Subianto sebagai menteri pencetak utang. Jokowi menegaskan, Sri Mulyani adalah menteri dengan kinerja baik. Bahkan, prestasi perempuan yang akrab disapa Ani itu sudah diakui oleh dunia internasional. 

"Dunia juga tahu Bu Menteri keuangan kita, Bu Sri Mulyani adalah kebanggan kita karena masuk sebagai menteri terbaik Asia Pasific, masuk sebagai terbaik di dunia," kata Jokowi di Semarang, Minggu (3/1). 

Sri Mulyani pernah dinobatkan sebagai menteri terbaik sedunia dalam acara World Government Summit di Dubai, Uni Emirat Arab, Februari 2018 lalu. Lalu, pada Oktober 2018, Sri Mulyani kembali menerima penghargaan sebagai Menteri Keuangan Terbaik Tahun 2018 di Asia Pasifik Timur. 

Penghargaan ini diberikan di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018. "Semua orang menghargai kok, semua orang hormat kepada Bu Sri Mulyani. Kalau ada kita yang menyampaikan itu (menteri pencetak utang), ya mungkin belum ngerti masalah ekonomi makro," kata Jokowi seraya tertawa. 

Sebelumnya, Anggota Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Drajad Wibowo, menegaskan, pernyataan Prabowo yang menyebut Sri Mulyani menteri pencetak utang merupakan kritik yang berbasis pada fakta. 

Faktanya, sambung dia, tahun antara Desember 2014-Desember 2018, utang pemerintah naik Rp 1.809 triliun, dari Rp 2.609 triliun menjadi Rp 4.418 triliun. 

Artinya, utang di era Jokowi setiap tahun naik Rp 452,25 triliun. Sebagai perbandingan, selama 10 tahun Presiden SBY, kenaikan utang pemerintah Rp 1.309 triliun, atau Rp 131 triliun per tahun. 

"Jadi setiap tahun pemerintahan Presiden Jokowi berhutang rata-rata 3,45 kali lipat dari pemerintahan Presiden SBY," ujar Drajad kepada Kompas.com, Senin (28/1). "Masak pejabat negara yang banyak membuat utang tidak boleh disebut pencetak utang?" tambah politisi Partai Amanat Nasional ini.  (Ihsanuddin)


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bela Sri Mulyani, Jokowi Sebut Prabowo Tak Mengerti Ekonomi Makro",  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×