kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,45   -20,04   -2.17%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini proyeksi ekonom terhadap neraca dagang Juli 2019


Rabu, 14 Agustus 2019 / 16:12 WIB
Begini proyeksi ekonom terhadap neraca dagang Juli 2019
ILUSTRASI. Begini proyeksi ekonom terhadap neraca dagang Juli 2019


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Besok Badan Pusat Statistik (BPS) bakal merilis data neraca perdagangan periode Juli 2019 besok, Kamis (15/8). Pasca Ramdan dan Idul Fitri aktivitas perdagangan tentunya kembali normal. Namun, ekspor sepertinya terganjal karena harga komoditas andalan Indonesia melempem.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi neraca perdagangan Juli diperkirakan defisit US$ 520 juta dengan laju ekspor di perkirakan turun 15,74% year on year (yoy) dan laju impor tercatat turun 22,14% yoy.

Baca Juga: Menunggu data neraca dagang harga SUN berpotensi naik terbatas

Josua menilai di saat aktivitas perdagangan sudah kembali normal pasca libur lebaran pada bulan Juni, ekspor diperkirakan masih dipengaruhi oleh lemahnya harga komoditas ekspor seperti batubara dan karet alam.

Meskipun harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit cenderung meningkat terbatas sepanjang bulan Juli lalu.

“Volume ekspor juga masih terbatas terindikasi dari aktivitas manufaktur dari mitra dagang utama Indonesia seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (14/8).

Di sisi lain, Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan neraca perdagangan Juli 2019 akan defisit sebesar US$ 347,78 juta dibanding pencapaian Juni yang surplus US$ 196 juta.

Baca Juga: CDS Indonesia akan bergerak di rentang 90-100 dalam jangka pendek

Sementara, pertumbuhan ekspor pada Juli 2019 akan naik sebesar 25,32% mounth to mounth (mom) menjadi US$ 14,76 miliar. Sedangkan impor diprediksi naik 30,55% mom menjadi US$ 15,11 miliar.

“Karena aktivitas sektor riil kembali normal setelah Idul Fitri dan adanya kenaikan harga CPO,” kata Reny kepada Kontan.co.id, Rabu (15/8).

Dari sisi impor non migas Josua diperkirakan akan kembali normal dan cenderung meningkat. Hal tersebut terindikasi dari kinerja ekspor China yang juga meningkat pada periode yang sama. Namun, impor migas diperkirakan cenderung menurun dibandingkan bulan sebelumnya.

Kata Josua, tantangan neraca perdagangan hingga akhir tahun ini masih berasal dari isu perang dagang antara AS dan China yang akan memengaruhi volume ekspor dan fluktuasi harga komoditas global.

Baca Juga: Lelang SUN lesu, pemerintah hanya menyerap Rp 15 triliun

“Meskipun demikian, impor barang modal sepanjang semester II-2019 diperkirakan melandai seiring moderasi investasi, sementara impor migas juga diperkirakan menurun seiring tren penurunan harga minyak mentah dunia,” tutur Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×