Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) atawa National Food Agency (NFA) berkoordinasi dengan asosiasi peternak layer dan broiler untuk melakukan identifikasi faktor penyebab kenaikan harga telur ayam. Ini adalah upaya Badan Pangan untuk dapat melakukan langkah stabilisasi yang tepat.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, harga telur saat ini tengah mencari keseimbangan baru karena adanya kenaikan biaya produksi, juga akibat pandemi beberapa waktu lalu. Khusus jagung untuk pakan, Badan Pangan Nasional telah menghubungkan daerah sentra produksi seperti Sumbawa, Dompu dengan Sentra Peternak Layer di Blitar dan Kendal sehingga dapat berjalan dengan baik.
"Terdapat perubahan harga DOC, struktur biaya lainnya seperti biaya pakan dan biaya angkut. Hal tersebut tentunya berdampak pada perubahan harga telur, " ujar dia dalam siaran pers, Sabtu (27/8).
Baca Juga: BI Memperkirakan Deflasi 0,13% di Pekan Keempat Agustus 2022
Arief mengatakan, untuk mengatasi lonjakan harga ini pihaknya akan menggandeng Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian untuk operasi pasar apabila harga telur tidak kunjung turun hingga di bawah Rp 30.000 per kilogram dalam beberapa hari ke depan.
"Kami terus berkoordinasi intensif dengan Kemendag, Kementan dan Satgas Pangan, hari ini sudah bertemu Dirjen PKH Kementan sepakat akan melakukan langkah-langkah stabilisasi diantaranya operasi pasar," ujar dia.
Lebih lanjut, Arief mengatakan, NFA telah merumuskan langkah penguatan sektor perunggasan secara berkelanjutan pada beberapa minggu terakhir, antara lain melalui penyusunan rancangan Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) yang telah dibahas bersama seluruh stakeholders perunggasan nasional.
Hasil pembahasan mengusulkan HAP jagung pipil kering KA 15% Rp 4.200 per kilogram di tingkat petani dan Rp 5.000 per kilogram di tingkat peternak. HAP telur ayam ras Rp 22.000 sampai dengan Rp 24.000 per kilogram di tingkat peternak dan Rp 27.000 per kilogram di konsumen.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Bansos dan Operasi Pasar untuk Hadapi Lonjakan Harga Pangan
Selain itu, juga dilakukan penyusunan skema penyerapan hasil ternak unggas oleh BUMN pangan yaitu Bulog dan PT Berdikari sebagai member Holding BUMN Pangan dan juga sektor swasta.
"Jadi solusi penguatan sektor perunggasan yang kami siapkan sifatnya in line. Di hilir kami dorong BUMN Pangan lakukan penyerapan, di hulu kami amankan kepastian harganya melalui regulasi HAP, sehingga semuanya terukur," ungkap Arief.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ini "Jurus" Badan Pangan Nasional Stabilkan Harga Telur Ayam.
Penulis: Elsa Catriana
Editor: Erlangga Djumena
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News