Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang P. S. Brodjonegoro, ventilator khusus karya anak Indonesia, saat ini sedang menjalani tahapan uji ketahanan.
Tahapan ini sebagai uji coba tahap akhir sebelum dapat digunakan untuk penanganan kepada pasien virus corona Covid-19.
Baca Juga: Update kasus baru corona Jakarta turun lagi, positif 4.417, sembuh 622 meninggal 410
"(Saat ini) di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kemenkes, sebagian masih melakukan uji endurance," kata Bambang di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (3/5).
Nantinya setelah melalui uji ketahanan, ventilator tersebut selanjutnya akan diuji secara klinis dan diperkirakan akan memakan waktu pengujian selama sepekan.
Baca Juga: Gubernur DKI Anies Baswedan peringatkan warga nekat mudik akan susah balik ke Jakarta
"Sehingga diharapkan pertengahan Mei 2020 kita sudah bisa melihat ventilator produksi Indonesia yang diproduksi oleh mitra industri," katanya.
Untuk memproduksi ventilator tersebut, Kemenristek, bekerja sama dengan beberapa konsorsium BUMN dan juga pihak swasta.
Menurut Bambang ada empat prototipe ventilator yang saat ini sudah melalui proses pengujian BPFK dan sedang menjalani uji secara klinis.
SELANJUTNYA>>>
Menurut Bambang, ada empat prototype itu berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta dari salah satu perusahaan swasta PT. Dharma.
Menristek berharap produksi ventilator tersebut ke depan dapat memenuhi kebutuhan dalam perang melawan virus corona Covid-19.
Baca Juga: Alhamdulillah, dalam tiga pekan PSBB tren kasus baru corona DKI Jakarta terus menurun
Perkiraan Bambang setelah berdiskusi dengan Kementerian Kesehatan, saat ini Rumah Sakit di seluruh Indonesia membutuhkan sekitar 1.000 unit ventilator jenis continuous positive airway pressure (CPAP) dan sekitar 668 ventilator jenis Ambu Bag.
"Nah, yang jenis Ambu Bag yang dibuat BPPT misalkan, itu bisa juga dipakai untuk ruang instalasi gawat darurat (IGD) atau ruang emergency. Jadi sangat membantu pasien yang kebetulan sedang berada dalam kondisi emergency," katanya.
Baca Juga: Update virus corona DKI Jakarta Jumat (1/5) positif 4283, meninggal 393, sembuh 427
Sementara itu, sebagian dari ventilator lainnya, dapat digunakan untuk pasien yang berada di ruang operasi, sehingga penanganan pasien Covid-19 diharapkan dapat semakin optimal.
"Ke depan kami akan mengembangkan juga ventilator yang nantinya bisa dipakai di intensive care unit (ICU) yang tentunya butuh waktu beberapa bulak untuk kami mengembangkan sehingga insya Allah satu saat kita akan bisa memproduksi ventilator untuk ICU yang dibuat di Indonesia," tandas Bambang.
SELANJUTNYA>>>
Produk pertama, Ventilator Resusitator Manual (VRM). Ventilator jenis ini, murni hasil kreasi Pindad dan diproduksi sendiri oleh Pindad, tanpa kerjasama dengan pihak lain.
Adapun ventilator VRM ini dipatok dengan harga murah meriah cuma Rp 10 juta per unit.
Baca Juga: Hore, ventilator made in Indonesia bisa dipakai rumah sakit mulai pertengahan Mei
Sedangkan produk yang kedua adalah Ventilator Covent-20. Ventilator Covent-20 ini merupakan hasil kerjasama dengan Universitas Indoensia (UI).
Saat ini Ventilator Covent-20 memiliki dua type. Pertama type takni Covent-20 CPAP yang berfungsi untuk memberikan terapi oksigen. Harga ventilator jenis CPAP di kisaran Rp 60 juta per unit.
Baca Juga: Ventilator lokal made in PT Pindad siap bantu pasien corona, berapa harga jualnya?
Sementara kedua adalah Ventilator Covent-20 type CMV. Ventilator ini dipergunakan untuk pasien yang mengalami gagal nafas. Adapun harga ventilator Covent-20 type CMV dijual dengan harga paling mahal yakni Rp 100 juta.
Sedangkan Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerjasama dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) untuk memproduksi ventilator ini.
Baca Juga: Hore, Pindad sudah bisa bikin ventilator buat pasien corona, kerjasama dengan UI
Pihak lain yang tengah menjajaki produksi ventilator di dalam negeri adalah BPPT yang telah menggandeng dua perusahaan yakni PT LEN dan PT Poly Jaya Medical.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News