Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah pada kuartal I-2022 masih melanjutkan tren penurunan. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi ULN pemerintah pada tiga bulan pertama tahun ini sebesar US$ 196,2 miliar, atau turun dari US$ 200,2 miliar pada kuartal sebelumnya.
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebut, dari segi pertumbuhan, ULN pemerintah pada kuartal I-2022 terkoreksi 3,4% yoy, atau lebih dalam dari penurunan pada kuartal IV-2022 yang sebesar 3,0% yoy.
“Penurunan terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo, baik SBN domestik maupun SBN Valas, serta adanya pelunasan neto atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2022, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral,” tulis Erwin dalam keterangannya, seperti dikutip Senin (23/5).
Di samping itu, volatilitas di pasar keuangan global yang cenderung tinggi turut berpengaruh pada perpindahan investasi pada SBN domestik ke instrumen lain, sehingga mengurangi porsi kepemilikan investor asing pada SBN domestik.
Baca Juga: Neraca Pembayaran Indonesia Masih Membaik di Awal Tahun 2022
Nah, penarikan utang pemerintah pada kuartal I-2022 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah, termasuk upaya penanganan Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Dukungan utang luar negeri pemerintah dalam memenuhi kebutuhan belanja prioritas hingga bulan Maret 2022 antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang mencakup sekitar 24,6% dari total utang luar negeri pemerintah.
Kemudian disusul oleh sektor jasa pendidikan yang mencakup 16,5% dari utang luar negeri pemerintah, disusul sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib dengan porsi 15,1%, sektor konstruksi sebesar 14,2%, serta sektor jasa keuangan dan asuransi dengan kontribusi 11,7%.
Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola utang luar negeri secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel.
Dan pada awal tahun ini, posisi utang luar negeri pemerintah relatif aman dan terkendali, mengingat hampir seluruh utang luar negeri memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total utang luar negeri pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News