Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi
Kedua, diperbolehkan menjalankan kegiatan berusaha berupa kerja sama yang dilakukan untuk menghasilkan barang kena cukai berupa hasil tembakau dalam bentuk batangan dengan ketentuan antara lain dilakukan oleh pengusaha pabrik di dalam satu KIHT yang sama, dilakukan berdasarkan perjanjian kerjasama.
Ketiga, penundaan pembayaran cukai. Spesifiknya berupa menggunakan jaminan bank, dan jangka waktu penundaan 90 hari terhitung sejak tanggal dokumen pemesanan pita cukai.
Baca Juga: Ekonomi porak poranda akibat corona, bagaimana langkah penyelamatan oleh pemerintah?
Sebagai gambaran kegiatan dalam KIHT nantinya akan menghasilkan barang kena cukai berupa hasil tembakau dalam bentuk batangan.
Kemudian, mengemasnya untuk penjualan eceran dan peletakan pita cukai. Selain itu, KIHT juga menghasilkan barang selain barang kena cukai berupa jasa penunjang industri hasil tembakau.
Namun demikian, Bea Cukai mengatur pengusaha dalam KIHT dilarang melakukan kerja sama pengemasan barang kena cukai berupa hasil tembakau dalam kemasan untuk penjualan eceran dan peletakan pita cukai. Dengan pengusaha di luar KIHT.
Baca Juga: Virus corona mewabah, Indonesian Tobacco catatkan kenaikan permintaan 20%-25%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News