Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Implementasi program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) diakui masih memiliki berbagai macam masalah. Soal tarif, pelayanan, hingga fasilitas banyak dikeluhkan masyarakat peserta.
"SJSN sifatnya wajib, karena fokus kepada rakyat dan bukan perusahaan. Misalnya Anda mempunyai jaminan melalui perusahaan, tidak ada jaminan Anda akan terus kerja disitu. Saat misalnya pindah kerja, penyakit bisa datang kapan saja dan Anda tidak punya jaminan," kata Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany di Jakarta, Selasa (18/2).
Menurut Hasbullah, tidak ada pilihan bagi masyarakat Indonesia kecuali bergabung dengan SJSN, baik melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan maupun BPJS Kesehatan.
"Masih ada keluhan dan belum direspons, namanya juga masih baru. Ibarat pengantin baru, kadang masih ada cekcok. Wajar saja," ujarnya.
Beberapa keluhan masyarakat terkait SJSN yang ditemukan misalnya masalah keuangan seperti tarif maupun bayaran berupa kapitasi bagi tenaga medis yang dinilai terlalu kecil. Nilai kapitasi yang terlalu kecil berdampak pada pelayanan fasilitas medis.
"Kapitasinya kadang terlalu kecil, sehingga banyak kasus (pasien) ditolak. Atau rumah sakit jadi cenderung profit taking," ungkap Hasbullah. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News