Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan dinilai tidak akan mematikan industri asuransi. Asuransi swasta justru dipandang memiliki kesempatan untuk berkembang pula.
Ketua Bidang Keanggotaan dan Komunikasi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Christine Setyabudi mengatakan, SJSN hadir di saat yang tepat. Ini lantaran kesadaran masyarakat akan kesehatan dan asuransi juga semakin meningkat.
"Menurut kami SJSN ini momentum positif. Di saat awareness, kesadaran masyarakat soal asuransi meningkat pemerihtah mengeluarkan ini," kata Christine dalam diskusi "Tantangan Penerapan Sistem Jaminan Nasional oleh BPJS," Selasa (18/2/2014).
Lebih lanjut, Christine mengatakan, dengan adanya kesadaran dan penetrasi yang semakin berkembang, maka BPJS akan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berasuransi. Kondisi ini pun akan memberi peluang tersendiri bagi industri asuransi swasta.
"Ada satu topup opportunity yang bisa digarap swasta. Ada kesempatan berkompetisi secara positif antara asuransi swasta dengan BPJS. Kami berharap asuransi swasta bisa jadi kepanjangan tangan melalui coordination of benefit," ujarnya.
Saat ini, lanjut Christine, golongan masyarakat yang dinilainya belum disasar oleh BPJS adalah golongan masyarakat menengah ke atas dan golongan manula.
"Untuk tingkat menengah ke atas, dengan awareness asuransi mereka lebih menjaga kesehatan dan menggunakan produk proteksi kesehatan. Kemudian tingkat manula. Tahun 2020 ada sekitar 14 persen masyarakat Indonesia akan mencapai usia 60 tahun ke atas. Ini bisa dibidik swasta dan kompetisi secara positif," kata Christine. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News