kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Bappenas: Tingkatkan daya saing global, masih butuh kerja keras


Rabu, 17 Oktober 2018 / 19:44 WIB
Bappenas: Tingkatkan daya saing global, masih butuh kerja keras
ILUSTRASI. Bambang Brodjonegoro


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berhasil naik dua peringkat atau menduduki peringkat ke-45 dalam indeks daya saing global yang dirilis oleh World Economic Forum.

Dalam laporan daya saing global 2018 tersebut, Indonesia berhasil meraih skor 64,9. Skor ini meningkat sebesat 1,4 dari skor yang dicapai di tahun lalu.

Terdapat beberapa indikator yang diteliti mulai dari lingkungan seperti institusi, infrastruktur, adopsi teknologi informasi dan komunikasi, stabilitas makroekonomi. Pilar sumber daya manusia yakni kesehatan dan kemampuan SDM. Pilar pasar yakni pangsa pasar, pasar tenaga kerja, sistem finansial, ukuran pasar, juga pilar ekosistem inovasi seperti dinamisme bisnis, dan kapabilitas inovasi.

Menanggapi hal ini, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang P.S. Brodjonegoro berpendapat, supaya bisa menarik investasi asing, komponen-komponen lain seperti perizinan dan infrastruktur harus menjadi perhatian. "Jadi kalau secara keseluruhan naik, itu membantu kita dalam menarik investasi asing," tutur Bambang, Rabu (17/10).

Menurutnya, Indonesia pun masih harus bekerja keras meningkatkan daya saing globalnya. Pasalnya, bila infrastruktur sudah banyak yang dibangun, tetapi masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional dan meningkatkan investasi.

Menurutnya, hal yang paling penting untuk meningkatkan daya saing ini adalah kemudahan perizinan, kemudahan mendapatkan lahan, lokasi dan infrastruktur yang memadai.

Meski sudah naik dua peringkat, posisi daya saing global Indonesia masih berada di bawah posisi negara tetangga. Misal, Singapura menduduki peringkat kedua dengan skor 83,5 dan Malaysia di peringkat ke-25 dengan skor 74,4.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×