kontan.co.id
banner langganan top
Selasa, 24 Juni 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.355   -190,00   -1,15%
  • IDX 6.869   82,03   1,21%
  • KOMPAS100 995   15,18   1,55%
  • LQ45 764   10,59   1,40%
  • ISSI 223   2,25   1,02%
  • IDX30 395   4,66   1,19%
  • IDXHIDIV20 461   4,56   1,00%
  • IDX80 112   1,50   1,36%
  • IDXV30 114   0,50   0,44%
  • IDXQ30 128   1,96   1,56%
  • EMAS 1.932.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.355   -190,00   -1,15%
  • IDX 6.869   82,03   1,21%
  • KOMPAS100 995   15,18   1,55%
  • LQ45 764   10,59   1,40%
  • ISSI 223   2,25   1,02%
  • IDX30 395   4,66   1,19%
  • IDXHIDIV20 461   4,56   1,00%
  • IDX80 112   1,50   1,36%
  • IDXV30 114   0,50   0,44%
  • IDXQ30 128   1,96   1,56%
  • EMAS 1.932.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.355   -190,00   -1,15%
  • IDX 6.869   82,03   1,21%
  • KOMPAS100 995   15,18   1,55%
  • LQ45 764   10,59   1,40%
  • ISSI 223   2,25   1,02%
  • IDX30 395   4,66   1,19%
  • IDXHIDIV20 461   4,56   1,00%
  • IDX80 112   1,50   1,36%
  • IDXV30 114   0,50   0,44%
  • IDXQ30 128   1,96   1,56%

Bappenas Apresiasi Kehadiran Millers for Nutrition, Dorong Fortifikasi Pangan


Jumat, 13 Juni 2025 / 23:08 WIB
Bappenas Apresiasi Kehadiran Millers for Nutrition, Dorong Fortifikasi Pangan
ILUSTRASI. Kementerian PPN/Bappenas mengapresiasi peluncuran Millers for Nutrition di Indonesia


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian PPN/Bappenas mengapresiasi peluncuran Millers for Nutrition di Indonesia.

Kehadiran koalisi global multi-pemangku kepentingan ini diharapkan dapat memperkuat sinkronisasi kebijakan serta memfasilitasi komunikasi dengan pelaku industri dalam implementasi fortifikasi pangan skala besar (Large Scale Food Fortification/LSFF) di Tanah Air.

Baca Juga: Millers for Nutrition Resmi Diluncurkan, Dorong Fortifikasi Pangan Atasi Malnutrisi

Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas, Diah Lenggogeni, menegaskan bahwa fortifikasi pangan merupakan salah satu intervensi penting untuk memperbaiki pola konsumsi dan menanggulangi kekurangan zat gizi mikro seperti iodium, zat besi, dan vitamin A yang berdampak terhadap kualitas SDM dan produktivitas nasional.

“LSFF harus menjadi investasi strategis dalam pembangunan sumber daya manusia yang efektif dan efisien. Langkah ini tak hanya menyasar perbaikan gizi masyarakat, tetapi juga sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan visi Indonesia Emas 2045,” ujar Diah dalam keterangannya, Jumat (13/6).

Acara tersebut diselenggarakan oleh Yayasan Kegizian untuk Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia (KFI) bekerja sama dengan TechnoServe.

Pada kesempatan itu, Diah menyambut positif peluncuran resmi Millers for Nutrition di Indonesia.

Menurutnya, kehadiran koalisi ini penting untuk mendorong kebijakan yang partisipatif dan solutif melalui dialog antara pemerintah, pelaku industri, asosiasi produsen pangan, akademisi, serta organisasi masyarakat sipil.

Baca Juga: Program CSR Diharapkan Bantu Mewujudkan Swasembada Pangan

“Kami berharap Millers for Nutrition berperan aktif dalam merumuskan solusi konkret, sekaligus menjadi mitra strategis yang mendorong komitmen nyata dari pelaku industri sebagai ujung tombak fortifikasi pangan nasional,” imbuhnya.

Millers for Nutrition adalah inisiatif global yang bertujuan mendukung penggilingan pangan dalam memfortifikasi komoditas utama seperti tepung terigu, minyak goreng, dan beras dengan mikronutrien esensial.

Program ini telah diluncurkan di delapan negara, yakni India, Indonesia, Bangladesh, Pakistan, Kenya, Ethiopia, Tanzania, dan Nigeria, dan didukung oleh pendanaan dari Bill & Melinda Gates Foundation sejak 2023.

Monojit Indra, Senior Practice Lead TechnoServe dan Program Lead Millers for Nutrition Asia, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan kolaborasi transformasional antara sektor publik dan swasta.

Baca Juga: Bantuan Pangan Juni-Juli 2025 Segera Disalurkan, Wilayah Timur Jadi Prioritas

“Kami membangun koalisi bersama pelaku usaha tepung terigu, beras, dan minyak goreng untuk memecahkan tantangan produksi dan regulasi dalam fortifikasi pangan,” katanya.

Program ini menargetkan satu miliar orang mengakses makanan pokok yang difortifikasi secara memadai pada 2026.

“Target ini sangat ambisius, namun kami optimistis dapat mencapainya dengan dukungan kemitraan yang tepat,” ujar Monojit.

Direktur KFI, Nina Sardjunani, menyatakan bahwa kerja sama antara KFI dan TechnoServe berangkat dari komitmen bersama untuk memastikan seluruh produk fortifikasi di Indonesia diproduksi secara berkelanjutan dan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Kami akan terus mendorong konsistensi kebijakan fortifikasi pangan wajib dan menjaga kualitas implementasinya,” tuturnya.

Presiden Direktur PT Bungasari Flour Mills Indonesia, Budianto Wijaya, menambahkan bahwa fortifikasi pangan sangat penting untuk mengatasi masalah kekurangan mikronutrien yang menjadi salah satu penyebab stunting di Indonesia.

Baca Juga: Mentan: Hilirisasi Pertanian Bisa Jadikan Indonesia Negara Superpower

Menurutnya, tantangan terbesar dalam LSFF ada pada komoditas beras karena skala produksinya yang lebih tersebar dibanding tepung terigu dan minyak goreng yang didominasi oleh industri besar.

“Untuk itulah dibutuhkan pendekatan fortifikasi skala besar agar pengawasan terhadap kualitas dan standar lebih mudah dilakukan. Jika produksinya kecil-kecil, pengendaliannya akan sangat sulit,” tegas Budianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×