Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
Keempat, harus ada kombinasi antara tempat umum terbuka yang nyaman untuk bekerja dengan ruangan kedap suara yang nyaman untuk melakukan pertemuan daring. Bagi para pengembara digital, akan kurang nyaman apabila harus kembali dari lokasi wisata ke kamar hotelnya hanya untuk mendapatkan tempat yang nyaman untuk melakukan pertemuan daring.
Kelima, pera pelaku wisata perlu mampu melakukan transaksi non-tunai untuk jasa yang mereka tawarkan. Selain itu, mereka perlu memiliki akses dan keterhubungan dengan berbagai layanan tambahan yang mungkin dibutuhkan wisatawan (minimarket, laundry).
Dan terakhir, pelaku tidak bisa hanya berfokus pada wisman, tetapi juga wisnus. Alasanya, kata Revindo Jumlah penduduk Indonesia yang besar, tumbuhnya kelas menengah ekonomi, dan munculnya rekreasi sebagai salah satu kebutuhan masyarakat menyebabkan prospek pariwisata domestik tetap cerah.
“Apalagi, sangat mungkin berbagai instansi dan perkantoran pemerintah pada masa depan tidak akan kembali menerapkan WFO sepenuhnya. Kemampuan komunikasi dan bekerja jarak jauh yang terbangun selama pandemi, upaya penurunan biaya overhead kantor, serta upaya pengurangan kemacetan perkotaan mungkin akan mendorong WFR menjadi salah satu penentu masa depan pariwisata,” sambung revindo.
Selanjutnya: Mau kerja dari Bali? Ini kisaran budget yang perlu dipersiapkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News