kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bank Dunia turunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% di 2019


Kamis, 10 Oktober 2019 / 14:09 WIB
Bank Dunia turunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% di 2019
Peluncuran Laporan Riset Bank Dunia bertajuk ?Time To ACT: Realizing Indonesia?s Urban Potential? dihadari Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro, Duta Besar Swiss dan Duta Besar Australia di Hotel Pullman, Kamis (3/10).


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

Di tengah kinerja ekspor yang lemah, Bank Dunia menilai pemerintah sudah tidak dapat menekan laju impor lebih dalam lagi sebab akan berdampak pada pertumbuhan. Pasalnya, impor Indonesia didominasi oleh barang-barang yang menyokong investasi seperti barang modal dan bahan baku. 

Risiko lainnya menurut Bank Dunia ialah pelemahan nilai tukar emerging market termasuk Indonesia. Depresiasi rupiah berpotensi kembali terjadi seiring dengan upaya rebalancing portofolio oleh para investor menuju aset yang aman (safe-haven), seperti obligasi pemerintah AS (US Treasury). 

Baca Juga: BI: Kegiatan usaha pada Q3-2019 menunjukkan perlambatan meski tetap tumbuh positif

Lebih lanjut, hal tersebut dapat mendorong imbal hasil obligasi yang lebih tinggi dan konsekuensi biaya pinjam proses an yang lebih tinggi. Ini dapat mengurangi proses pemulihan kredit dan semakin membebani investasi swasta dan pertumbuhan ekonomi.

Adapun, di samping masalah pertumbuhan, Bank Dunia juga menyoroti tantangan pemerintah Indonesia dalam mengurangi kesenjangan antardaerah.

Lembaga tersebut mencatat sepanjang periode Maret 2018-Maret 2019, ada 28 provinsi yang berhasil mengurangi jumlah orang miskin, sementara 6 provinsi lain mengalami kenaikan orang miskin. 

“Namun wilayah Timur Indonesia mengalami hambatan signifikan. Saat Jakarta memiliki tingkat kemiskinan terendah 3,5%, Papua justru tertinggi yaitu 27,5%,” tulis Bank Dunia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×