Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia (World Bank) memproyeksi, pandemi Covid-19 bisa membuat pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini minus 5,2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen menilai, resesi global ini merupakan yang terparah sejak perang dunia kedua, serta hampir tiga kali lipat lebih dalam dibandingkan dengan resesi global di tahun 2009.
"Baik negara maju, negara emerging, dan negara berkembang semuanya terdampak dengan kontraksi ekonomi yang dalam," ujar Satu Kahkonen di dalam peluncuran Indonesia Economic Prospect, Kamis (16/7).
Baca Juga: Ini tiga prioritas reformasi yang dapat dilakukan pemerintah versi Bank Dunia
Satu melanjutkan, pertumbuhan ekonomi di Asia Timur dan wilayah Pasifik diproyeksikan akan melambat tajam menjadi 0,5% di tahun ini, dari realisasi sebelumnya sekitar 6% pada tahun 2019.
Adapun proyeksi ini didasarkan pada langkah beberapa negara untuk melakukan lockdown dalam upaya mengendalikan pandemi. Perbedaan waktu dan keketatan lockdown inilah yang mempengaruhi penurunan PDB di seluruh negara.
Kemudian, gangguan ekonomi ini terjadi paling parah pada beberapa negara yang sangat bergantung pada perdagangan global, pariwisata, ekspor komoditas, dan pembiayaan eksternal.
Baca Juga: World Bank ingatkan Indonesia di ambang resesi
Untuk Indonesia sendiri, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan menurun drastis sampai dengan 0% dengan tiga syarat tertentu.
Pertama, apabila pertumbuhan ekonomi global turun sampai dengan minus 5,2% di tahun ini. Kedua, apabila perekonomian Indonesia bisa dibuka kembali sepenuhnya pada bulan Agustus mendatang. Ketiga, apabila tidak ada gelombang infeksi lanjutan atau second wave dari pandemi ini. "Namun, jika salah satu asumsi tersebut ada yang berubah, maka proyeksi pertumbuhan juga akan berubah," kata Satu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News