kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Dunia: Ada 115 juta penduduk Indonesia berpotensi jadi kelas menengah


Kamis, 30 Januari 2020 / 15:16 WIB
Bank Dunia: Ada 115 juta penduduk Indonesia berpotensi jadi kelas menengah


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan kelas menengah menjadi salah satu kunci pertumbuhan ekonomi dan kemajuan Indonesia. Bank Dunia mencatat, ada sebanyak 45% populasi atau 115 juta orang yang berpotensi naik status menjadi kelas menengah di Indonesia dan menjadi motor perekonomian Indonesia ke depan. 

Dalam laporan terbarunya, "Aspiring Indonesia - Expanding the Middle Class”, Bank Dunia mengungkap besarnya potensi kelas menengah terhadap ekonomi Indonesia. Dalam periode 15 tahun terakhir, jumlah populasi kelas menengah Indonesia naik dari 7% menjadi 20% atau sekitar 52 juta orang. 

Baca Juga: Perusahaan Asuransi Beraksi, Dua Saham Emiten Jadi Sasaran Akumulasi

“Tingkat permintaan dari kelas menengah ini dapat mendorong pertumbuhan. Merekalah sumber dari hampir separuh konsumsi rumah tangga Indonesia dan mereka jugalah yang berinvestasi lebih pada sumber daya manusia,” tutur Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rolande Pryce, Kamis (30/1). 

Bank Dunia mendata, pertumbuhan konsumsi kelas menengah mencapai 12% setiap tahunnya sejak 2002 dan kini bahkan menyumbang hampir separuh dari total konsumsi rumah tangga Indonesia.

Untuk itu, diperlukan kebijakan yang tepat untuk dapat memperbesar populasi kelas menengah yang pada akhirnya mampu meningkatkan potensi pembangunan dan membawa Indonesia naik kelas menjadi negara maju. 

Baca Juga: The Fed menahan suku bunga acuan, ini alasan utamanya

Agar dapat mendorong 115 juta populasi tersebut ke kelas menengah, pemerintah harus menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dengan upah yang lebih baik, serta sistem yang dapat menyediakan pendidikan berkualitas dan jaminan kesehatan universal. 

Di sisi lain, pemerintah juga harus dapat menciptakan iklim usaha yang baik serta melakukan investasi pada pembangunan infrastruktur. 

“Untuk dapat meningkatkan populasi kelas menengah dibutuhkan reformasi pada iklim usaha agar tercipta lapangan kerja, investasi pada keahlian, serta sistem perlindungan sosial yang menjadi bantalan saat terjadi  shock  ekonomi,” tambah  Direktur Regional Bank Dunia untuk Pertumbuhan, Keuangan, dan Lembaga yang Adil Hassan Zaman.

Penguatan sistem dan kebijakan perpajakan juga tak kalah penting. Tujuannya, meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang sudah berada di dalam kelas menengah sekaligus menambah basis wajib pajak untuk menjadi sumber penerimaan baru dari perluasan kelas menengah. 

Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Ditopang Meredanya Sentimen Corona dan Hasil FOMC

Bank Dunia menyimpulkan, pemerintah mesti berupaya menyediakan layanan publik dengan kualitas lebih baik seiring bertambahnya masyarakat kelas menengah. Di antaranya dengan membuka lapangan pekerjaan lebih banyak dan lebih baik serta menciptakan resiliensi perekonomian melalui sistem perlindungan sosial yang lebih kuat. 

Di sisi lain, warga masyarakat juga tetap perlu berpartisipasi melalui pembayaran pajak yang adil sesuai dengan porsi kewajibannya. Dengan begitu, warga berperan membantu pemerintah agar mampu membiayai jasa dan pelayanan publik yang disediakan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×